JAWA BARAT (Arrahmah.id) – Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Indramayu Mohammad Satori mengungkapkan bahwa ajaran yang ada di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Zaytun tidak sesuai dengan syariat Islam. Ia juga mengimbau agar masyarakat Indramayu tidak mengikuti pendidikan di Al-Zaytun.
Satori memaparkan bahwa kegiatan yang dilakukan Ponpes Al-Zaytun berbeda jauh dengan tata cara peribadatan umat Islam pada umumnya, seperti shalat, puasa, hingga ibadah haji, yang katanya bisa dilakukan di Indonesia.
“Itu sangat tidak sesuai sekali dengan syariat-syariat Islam pada umumnya,” ujar Satori, seperti dilansir detikJabar pada Sabtu (17/6/2023).
Satori juga melarang masyarakat Kabupaten Indramayu untuk mengikuti pendidikan di Al-Zaytun. Sebab ada ketidaksamaan dalam akidah, serta perbedaan cara pandang dalam beribadah di Ponpes Al-Zaytun dengan syariat Islam.
“Yang kedua kami mengimbau kepada masyarakat Indramayu khususnya, jangan ikut berpendidikan di Al-Zaytun karena ketidaksamaan akidah, tidak ada kesamaan cara pandang dalam rangka beribadah, syariat-syariat yang dilakukan mereka (Al-Zaytun),” tuturnya.
Lebih lanjut Satori juga meminta pemerintah segera menyelesaikan keresahan yang terjadi di Indramayu ini. Satori menyebut tata cara ibadah Ponpes Al-Zaytun jauh berbeda dari ajaran agama Islam. (rafa/arrahmah.id)