RIYADH (Arrahmah.com) – Arab Saudi telah melarang Jamaah Tabligh, sebuah gerakan Islam transnasional yang berasal dari India, dengan dalih bahwa itu menimbulkan “bahaya bagi masyarakat” dan merupakan “salah satu gerbang terorisme”.
Langkah itu dilakukan ketika Kementerian Urusan Islam kerajaan meminta jaringan masjidnya, awal bulan ini, menggunakan khutbah Jumat untuk memperingatkan umat terhadap “penyesatan, penyimpangan, dan bahaya” kelompok tersebut, lansir MEMO (13/12/2021).
Menurut pengumuman Kementerian, afiliasi dengan Jamaah Tabligh dan kelompok partisan lainnya dilarang di Kerajaan.
Gerakan tersebut, bagaimanapun, menegaskan itu adalah kelompok agama dan bukan politik, dengan sekitar 400 juta pengikut di seluruh dunia. Juru bicara Inggris untuk sebuah kelompok yang berafiliasi dengan Jamaah Tabligh, Sameeruddin Qasmi, mengatakan dalam sebuah pesan video bahwa “Ini adalah tuduhan besar pada Jamaah Tabligh. Itu tidak ada hubungannya dengan terorisme. Jamaah Tabligh adalah kelompok yang menghentikan terorisme, mengutuk terorisme, dan menolak terorisme.”
“Kami tidak mengizinkan siapa pun untuk berbicara menentang agama, komunitas, dan negara mana pun. Kami berbicara hanya untuk lima rukun Islam, tidak ada orang kami yang pernah ditemukan terlibat dalam kegiatan teroris apa pun,” katanya.
Seminari Islam, Darool Uloom Deoband, di India, kemarin menyuarakan ketidaksetujuannya terhadap larangan otoritas Saudi, sebuah pernyataan oleh rektor, Maulana Abdul Qasim Nomani, mengatakan bahwa tuduhan itu tidak berdasar dan bahwa gerakan itu hanya peduli dengan penyebaran dien (keyakinan).
Berita larangan itu disambut oleh partai nasionalis Hindu yang berkuasa di India, BJP, yang pemimpinnya dan Menteri Kesehatan negara itu saat ini, Mangal Pandey, dikutip oleh kantor berita ANI India mengatakan, “Kami telah melihat bukti keterlibatan Pakistan dalam menjaga dan mempromosikan terorisme. Demi perdamaian dunia, kami harus menghancurkan semua organisasi yang terkait dengan terorisme. Jadi, kami akan menyambut jika ada negara yang mencoba melenyapkannya.”
Gerakan itu diperkirakan telah dilarang di Arab Saudi selama sekitar 30 tahun, meskipun pertemuan masih berlangsung secara luas.
Jamaah Tabligh didirikan di India sebelum pemisahan pada tahun 1926 sebagai gerakan kebangkitan agama yang menyerukan umat Islam untuk kembali ke bentuk murni Islam Sunni, sebagian besar pemeluknya mengikuti mazhab Hanafi. (haninmazaya/arrahmah.com)