AFGHANISTAN (Arrahmah.com) – Kantor Perwakilan PBB di Afghanistan (UNAMA) sekali lagi telah berusaha menggambarkan pasukan penjajah di Afghanistan sebagai pemelihara keamanan!! Dan Mujahidin sebagai penyebab konflik dan ketidakamanan di realitas tanah ini, yang terlihat oleh masyarakat dunia justru sebaliknya.
Dalam laporan tahunannya, UNAMA telah mencatat pada tahun 2011, 3021 warga sipil Afghan telah tewas yang mana dalam laporan tersebut disebutkan 77% disebabkan oleh mujahidin, sedangkan sisanya, 23% sekitar 410 warga sipil tewas disebabkan oleh para penjajah dan boneka-boneka mereka dan sekitar lebih dari 279 tidak dikaitkan kepada pihak manapun. Bagian yang paling mengejutkan dari laporan itu adalah bahwa pada tahun 2011, hanya 63 warga sipil tewas yang disebabkan oleh serangan-serangan para penjajah?!!
PBB telah berulangkali berusaha selama dekade terakhir untuk menutupi tindakan tidakmanusiawi dari para pelaku sebenarnya dalam perang Afghanistan (yakni para pasukan penjajah) dan untuk memberikan legalitas (atas kelakuan bejad mereka –red), dalam satu atau hal lainnya untuk kejahatan mereka (pasukan penjajah) sementara mereka memegang keanggotaan di dalam pendirian (PBB) dan secara terang-terangan menginjak-injak semua undang-undang dan peraturan di depan dunia!! Tetapi masih tetap menerima “anggukan persetujuan”.
Jika UNAMA melaporkan analisanya dengan benar, akan menjadi jelas bahwa hal itu lebih banyak memajukan sebuah agenda politik ketimbang sekedar hak asasi manusia. Yang lebih buruk adalah bahkan laporan ini dengan sengaja mendorong para penjajah untuk terus memainkan kehormatan, martabat, kekayaan dan kehidupan rakyat Afghan biasa.
Imarah Islam Afghanistan menyeru kepada PBB untuk berhenti mengorbankan gengsi untuk Amerika. Akuilah kenyataan! Perhatikanlah bahwa tidak banyak perbedaan yang dapat diaamati antara Anda (PBB) dan Gedung Putih pada banyak masalah yang terkait dengan Afghansitan. Sangat banyak sehingga beberapa dari kebijakan Anda mengikuti Gedung Putih. Sehingga dalam keadaan ini, menjadi wajar bagi orang-orang untuk berpikir bahwa PBB adalah sebagai pendukung kebijakan luar negeri Amerika daripada menjadi “organ independen”!
Hal yang lain yang membingungkan dari inti laporan ini adalah bahwa tokoh-tokoh aktif rezim Kabul yang memainkan peran “kunci” sebagai pelindung dan pendukung dari para penjajah yang ditargetkan dan dibunuh oleh para mujahidin seperti para gubernur provinsi dan kabupaten, kepala anggota polisi dan lainnya yang diklasifikasikan sebagai rakyat sipil (oleh PBB) sementara mata mereka sengaja berpaling dari rakyat sipil yang tak berdaya yang telah syahid (insya Allah) bersama dengan keluarga mereka akibat serangan-serangan malam dan operasi biadab lainnya oleh para penjajah!.
Berdasarkan laporan investigasi dari Yayasan amal OS and TL Foundation yang dipublikasikan pada tahun 2011: Pasukan asing melakukan serangan antara 12 hingga 20 serangan setiap malam yang telah menyebabkan kerugian material dan kehilangan jiwa rakyat sipil yang lebih banyak jumlahnya dari angka-angka yang dinyatakan oleh PBB. Kami ingin menyajikan sebuah contoh sederhana dari para korban sipil yang disebabkan oleh para penjajah dalam serangan malam hari selama tahun 2011 untuk kepala UNAMA sebagai bukti yang didokumentasikan dan mengingatkannya bahwa berikut ini adalah angka yang dipublikasikan oleh kantor berita independen, media Barat dan rezim Kabul. Kami juga menekankan bahwa korban sipil yang disebabkan oleh operasi seperti ini (serangan-serangan malam penjajah –red) jumlah aktualnya lebih tinggi berkali lipat.
Pada (20/2/2011), berita-berita mempublikasikan dimana gubernur provinsi Kunar (Fazlullah Wahidi) dikutip menyatakan bahwa di Adra Gul, Sokie dan daerah Eigal di distrik Ghaziabad, 64 rakyat sipil meninggal (insya Allah syahid) termasuk diantaranya 21 perempuan dan 29 anak-anak akibat pembomabn oleh pasukan salibis Amerika, berdasarkan laporan yang disususn oleh tim investigasi.
Pada (1/3) di daerah Nanglam Tangi di distrik Manogi (Kunar), media melaporkan kematian 9 anak-anak akibat serangan udara Amerika.
Sebuah laporan dipublikasikan pada (8/3) yang menyatakan bahwa 58 rakyat sipil telah syahid (insya Allah) oleh invasi pasukan penjajah di berbagai daerah di distrik Sangin (Helmand) selama minggu pertama di bulan maret.
Sebuah serangan oleh pasukan salibis AS di desa Lahore, daerah La Hussain, distrik Shigal (Kunar) pada (19/3), 10 rakyat sipil termasuk diantaranya perempuan dan anak-anak telah syahid (insya Allah) dan 5 lainnya mengalami luka-luka.
Sebanyak 31 rakyat sipil tak bersalah telah terbunuh dan beberapa lainnya mengalami luka-luka pada (12/4) ketika pasukan salibis AS menyerang rumah mereka di daerah Taz Nawa, distrik Ghormach (Badghis).
Pada hari yang sama, insiden lainnya terjadi di desa Gulab Khel di Tangi Dara, distrik Sayedabad (Maidan Wardag), pasukan salibis Amerika membunuh dan melukai 13 rakyat sipil di jalan utama di daerah tersebut.
Selama protes di Afghanistan pada (13-14/4) mengutuk pembakaran Al Qur’an oleh pendeta fanatik dan biadab (Terry Jones) di Florida, 16 rakyat sipil telah syahid (insya Allah) dan lebih dari 100 terluka oleh serangan pasukan boneka di kota Kandahar dan di berbagai distrik.
Serangan udara pasukan penjajah di daerah Saa Band di distrik Angam (Kunar) pada (20/4), 9 rakyat sipil termasuk diantaranya 2 perempuan dan 2 anak-anak telah syahid (insya Allah).
Pada (21/4), 8 rakyat sipil tak bersalah telah dibunuh oleh pasukan salibis Amerika di distrik Kushk Kohna, daerah Zaman Karez (Haret).
Pada (2/6) di desa Omarzo, distrik Sang Aatish (Badgish), para penjajah membunuh seorang tetua suku dan menahan dua warga lainnya.
Seorang tetua suku (Haji Sakhi Daad) dari daerah Darboom, distrik Maqur (Badghis) telah ditangkap ketika seorang pemimpin keagamaan (Sayed Haji Gul Jaan Agha) yang memiliki ribuan pengikut dipaksa keluar dari majlis dan kemudian syahid (insya Allah) pada (6/5).
Pada malam (18/5), pasukan penjajah membunuh 5 rakyat sipil termasuk diantaranya perempuan di daerah Ahan Dara, yang terletak 3km dari ibukota provinsi Takhar, Taloqan. Sebuah demonstrasi besar digelar oleh massa setelah insiden tersebut terjadi, menuntut pembebasan para tahanan dan jejak para pelaku, sekitar 135 rakyat sipil telah syahid (insya Allah) dan lainnya terluka oleh polisi boneka yang menembaki mereka dengan membabi buta dibawah naungan demoksrasi.
Laporan awal pada (25/5) yang menunjukkan 30 rakyat sipil telah terbunuh akibat serangan udara pasukan penjajah di distrik Do Aab (Nooristan) setelah ditangkap oleh mujahidin. Dalam laporan yang muncul kemudian, mengatakan bahwa lebih dari 100 korban akibat serangan tersebut. Sementara, wakil Nooristan mengatakan bahwa 300 rakyat sipil telah meninggal (syahid insya Allah) dan terluka dalam serangan udara itu.
Setelah empat hari pertempuran antara mujahidin dan pasukan salibis Amerika di daerah sekitar distrik Watapur (Kunar), pemobanan besar-besaran dilakukan oleh pasukan salibis di daerah tersebut selama (28-30/6) dimana beberapa mujahidin dan 23 rakyat sipil telah syahid (insya Allah) dan beberapa rakyat sipil lainnya mengalami luka-luka.
Berdasarkan laporan media mengutip penduduk lokal dari distrik Nawzad (Helmand), sedikitnya 26 rakyat sipil telah syahid (insya Allah) ketika para penjajah membombardir para penduduk di distrik tersebut pada (22/5). Tragedi itu juga dikonfirmasi oleh pihak penjajah yang mengklaim bahwa enam mujahidin telah terbunuh, klaim tersebut berulangkali dibantah oleh penduduk setempat. Lebih dari 14 rakyat sipil juga telah syahid (insya Allah) di distrik yang sama oleh serangan penjajah di kemudian hari yang juga disaksikan oleh presiden rezim Kabul, Karzai: “jika pasukan koalisi melakukan serangan yang sama lagi maka Afghanistan akan memandang mereka sebagai penjajah”. Bahkan setelah pernyataan Karzai itu, 10 rakyat sipil terbunuh lagi di sudut yang berbeda di negara itu oleh pasukan penjajah, kejahatan yang masih berlanjut.
Pada (6/7), pasukan penjajah membom sebuah rumah di daerah Samji di distrik Mandi (Khost) dimana 13 rakyat sipil telah syahid (isnya Allah). Kepala polisi di distrik tersebut juga mengkonfirmasi jumlah itu dan hasil dari pemboman pada informasi palsu bahwa 8 anak-anak, 2 perempuan, dan tiga pria di keluarga yang sama telah syahid.
16 rakyat sipil, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak telah syahid (insya Allah) pada (12/5) akibat serangan udara salibis di distrik Azra di daerah Tanga Dara (Logar). Juru bicara distrik tersebut, Deen Muhammad Darwaish dan Anggota Dewan, dr. Wali Wakeel juga mengkonfirmasi rakyat sipil yang terbunuh itu.
Setelah sebuah bom yang meledakkan sebagian kendaraan lapis baja milik pasukan penjajah di jalan utama di daerah Shniz Dara di distrik Sayedabad (Maidan Wardag) pada (23/7), pasukan penjajah menembaki rakyat sipil, dr. ‘Aqila Hikmat syahid (insya Allah), anak laki-lakinya dan seorang iparnya dan 2 anggota keluarganya yang lain mengalami luka-luka.
Ratusan orang turun ke jalan-jalan di distrik Ahmad Khel dan Zazi Aryub di provinsi Paktia melawan penjajah pada (4/8) setelah para penjajah membunuh dan melukai 13 rakyat sipil oleh serangan roket.
Sebuah laporan dipublikasikan oleh media pada (8/8) mengatakan bahwa 9 anggota keluarga sipil telah syahid (insya Allah) ketika para penjajah membom rumah mereka pada hari sebelumnya, berdasarkan pernyataan penduduk local di distrik Nad Ali (Helmand). Otoritas Nad Ali, Habibullah Samalani juga mengkonfirmasi jumlah korban tersebut dalam sebuah wawancara dengan Radio Azadi.
Pada hari yang sama, sebuah serangan serupa oleh pasukan penjajah di daerah Sarwan Kala Popalzo, distrik Sangin (Helmand) yang membunuh 4 pria dan seorang perempuan sipil.
Di daerah Angoor Bagh di kota Jalalabad, pasukan penjajah menyerang rumah seorang mantan komandan Mujahidin (Haji Sabar Laal) pada (3/9), menggerebek rumah beliau sebelum kemudian membunuhnya (syahid insya Allah) dan melukai lainnya.
Pada (4/9), pemboman dilakukan oleh pasukan penjajah di daerah Azan Nawa di kota Zamindawar (Helmand) yang menyebabkan tiga rakyat sipil meninggal (syahid insya Allah).
Pada (8/9), desa Kanjkal di distrik Sarkano (Kunar) telah dibom oleh pasukan musuh sebelum mereka turun dan membunuh 12 rakyat sipil (syahid insya Allah) dan 8 lainnya ditangkap dan dibawa ke tempat yang tidak diketahui.
Berdasarkan tetua suku di Nooristan dan Kunar, 10 rakyat sipil termasuk perempuan, anak-anak dan seroang tetua suku (Haji Jumma Gul) telah syahid (insya Allah) akibat pasukan penjajah melakukan operasi serangan pada (19-21/9) di distrik Wanat Waygel (Nooristan).
Pada (28/9) selama serangan malam oleh pasukan penjajah di distrik Spin Ghar (Nangarhar), 10 rakyat sipil telah syahid (insya Allah) di daerah Dara Mohmand dan 6 lainnya telah ditangkap dan dibawa ke tempat yang tidak diketahui.
Sebuah serangan juga dilakukan oleh pasukan penjajah di distrik Gerishk di daerah Hayderabad (Helmand) pada (29/9), seorang rakyat sipil tak berdaya terbunuh (syahid insya Allah) dan seorang ayah dan empat anaknya telah ditahan.
Seorang guru (Ma’lim Noor Agha) di desa Mando di daerah Masjid Gerdan. Distrik Chak (Maidan Wardag) dan dua saudarinya telah syahid (insya Allah) dan dua rakyat sipil lainnya ditangkap oleh pasukan penjajah stelah menyerang desa tersebut pada (16/10).
Sebuah laporan dipublikasikan di media pada (22/10) yang mengatakan bahwa 13 rakyat sipil telah mengalami luka-luka di provinsi Kunar, daerah distrik Ghaziabad stelah pasukan penjajah melakukan serangan udara. Gubernur provinsi itu, Fazlullah Wahidi juga mengkonfirmasi insiden tersebut dan menambahkan bahwa 11 rakyat sipil termasuk perempuan, anak-anak, laki-laki telah terluka selama pemboman oleh pasukan penjajah.
Sebuah unit investigasi telah dikirim oleh rezim Kabul pada Desember 2011 untuk menyelidiki korban-korban sipil yang disebabkan oleh operasi pasukan penjajah di provinsi Kapisa, Kandahar dan Paktia. Unit tersebut dikepalai oleh Muhammad Tahir Safi yang media telah melaporkan hasil investigasinya mecakup: Seluruh korban di provinsi Kandahar, Kapisa dan Paktia disebabkan oleh pemboman yang dilakukan pasukan penjajah terhadap rakyat sipil. Berdasarkan laporannya, 7 rakyat sipil telah syahid (insya Allah) dan 2 lainnya terluka akibat serangan udara oleh salibis NATO di distrik Zhiri di provinsi Kandahar, dan lebih dari 2 rakyat sipil juga telah syahid (insya Allah) di distrik Maiwand. Di desa Bahardar Khel, distrik Tagab, Kapisa, 7 rakyat sipil juga syahid (insya Allha) dan 2 lainnya mengalami luka-luka.
Sekarang, keputusan diserahakan kepada kantor-kantor berita independen, kelompok hak asasi, negara-negara independen, dan rakyat yang mendambakan perdamaian, bahwa apakah benar seperti yang UNAMA nyatakan bahwa pasukan penjajah hanya bertanggungjawab atas kematian 63 rakyat sipil selama serangan malam selama satu tahun?!! Bahkan banyak yang telah meninggal dalam serangan satu malam saja. Jelaslah bahwa laporan UNAMA terkait jumlah korban sipil dalam perang Afghanistan yang disebakan oleh serangan-serangan pasukan penjajah sangat bertolak belakang dengan kenyataan dan tuduhan terhadap mujahidin bahwa mujahidin yang telah menyebabkan kematian rakyat sipil terbantahkan!!!
Imarah Islam Afghanistan
14/03/1433
(siraaj/arrahmah.com)