NEW YORK (Arrahmah.com) — Ribuan warga sipil di Irak, Suriah dan Afghanistan, termasuk anak-anak, terbunuh oleh serangan udara Amerika Serikat (AS) yang dilakukan dengan penargetan yang tidak tepat, menurut laporan The New York Times, pada Sabtu (18/12/2021).
Surat kabar AS itu mempelajari 1.311 dokumen dari arsip Pentagon yang tersembunyi lalu menyimpulkan bahwa jumlah kematian warga sipil jauh lebih tinggi daripada 1.417 kematian warga sipil yang dilaporkan oleh militer AS di Irak dan Suriah.
Sementara sebanyak 188 kematian yang dilaporkan di Afghanistan.
Menurut laporan itu, korban sipil sering diabaikan karena rekaman pengawasan terlalu singkat.
Berdasarkan wawancara dengan penduduk yang masih hidup dan pejabat AS saat ini mengungkapkan bahwa militer AS melakukan sedikit upaya untuk mengidentifikasi pola kegagalan dan tidak ada penilaian publik yang mencakup temuan kesalahan.
The New York Times juga menyebutkan kematian warga sipil sering kali merupakan akibat dari “bias konfirmasi” di pihak militer AS.
Kondisi ini membingungkan warga sipil dengan kelompok militan atau gagal memastikan bahwa bangunan yang menjadi sasaran tidak ada orang biasa di dalamnya.
Awal bulan ini The New York Times melaporkan bahwa sel serangan rahasia AS yang disebut Talon Anvil bertanggung jawab atas korban sipil di Suriah akibat serangan udara.
Unit tersebut bertujuan menghancurkan “musuh” dan menghindari pengamanan, menghindari aturan penting yang membantu melindungi warga sipil.
Beberapa anggota Talon Anvil bahkan menolak berpartisipasi dalam serangan yang menargetkan orang-orang yang tampaknya tidak bersalah. (hanoum/arrahmah.com)