KISMAYO (Arrahmah.com) – Perpecahan politik dan perselisihan telah memukul pasukan kafir Kenya dan milisi Somalia yang menjadi sekutu mereka, di saat situasi yang berbeda menunggu mereka di kota pelabuhan Kismayo.
Kota Kismayo belum berada di bawah kendali siapa pun selama tiga hari terakhir, setelah semua anggota pemerintahan Islam meninggalkannya pada Sabtu tengah malam (29/9/2012), mengikuti perintah dari pemimpin militer Mujahidin Al Shabaab.
Milisi bayaran Ahmed Madobe dan penjajah Kenya berbasis di pinggiran Kismayo, beberapa dari mereka di sisi barat Birta Deer dan yang lainnya di tepi Samudera Hindia, tenggara kota.
Anggota milisi Ahmed Madobe melakukan tindakan yang membuat marah milisi pemerintah federal dan pasukan penjajah Kenya berusaha membawa situasi di bawah kontrol mereka.
Milisi Ahmed Madobe bersikeras bahwa mereka tidak berada pada posisi yang sama dengan milisi pemerintah federal, sedangkan pemimpin tentara boneka Somalia menyangkal keberadaan milisi Madobe tersebut.
Ada laporan bahwa keputusan dari kepala pemerintahan federal, Hassan Sheikh mahmuud, menjelaskan bahwa Kenya tidak memiliki suara atas aturan administrasi untuk Kismayo, mengatakan mereka terbatas untuk melancarkan operasi militer seperti rekan mereka AMISOM.
Tetapi Kenya yang telah menyeret diri mereka sendiri ke dalam perang di Somalia, tidak mempedulikan pengumuman tersebut. Hal ini menyebabkan diadakannya pertemuan mendadak dengan politisi dari daerah Jubba.
Pemerintah Kenya mengungkapkan ide mereka bahwa sebuah klan untuk memimpin administrasi Kismayo.
Ketika ini tersebar, milisi Somalia saling terpecah di antara mereka, yang mengarah ke situasi rumit dan tak terpecahkan.
Laporan lain mengatakan bahwa Kenya berencana untuk mengambil keputusan masuk ke Kismayo atas kemauan mereka sendiri dan kemudian mencari jalan keluar atas kemerosotan politik yang dihadapi milisi Somalia.
Saksi mata mengatakan bahwa keputusan mendadak yang diambil oleh para Mujahid untuk meninggalkan Kismayo adalah kebutuhan untuk menerangi perpecahan dari pasukan sekutu, dan musuh diyakini akan bersiap-siap melancarkan perang berdarah untuk menutupi perbedaan pendapat diantara mereka.
Syariah Islam telah membawa kedamaian dan ketenangan di kota Kismayo selama bertahun-tahun. Selama lima tahun terakhir, penduduk Kismayo merasakan keamanan dan pembangunan, buah dari hidup di bawah naungan administrasi Syariah Islam. (haninmazaya/arrahmah.com)