TEPI BARAT (Arrahmah.com) – Pasukan Zionis “Israel” yang ditempatkan di pos pemeriksaan telah menggunakan kekuatan berlebihan melawan warga sipil Palestina. Selama beberapa hari terakhir, tentara pendudukan tersebut telah membunuh
tiga warga sipil Palestina dalam insiden serupa yang sebenarnya tidak memerlukan penggunaan kekuatan berlebihan.
Militer Zionis “Isreal” mengklaim ketiganya melakukan “kriminalitas” dan berusaha menusuk tentara “Israel”. Dua insiden terjadi hanya selang 42 jam di dua pos pemeriksaan di sebelah selatan Nablus, seperti dilansir IMEMC pada Kamis (20/8/2015).
Penyelidikan yang dilakukan oleh PCHR mengungkapkan bahwa tentara Zionis telah melakukan diskriminasi dan menggunakan kekuatan belebihan, terutama bahwa pasukan “Israel” bisa menggunakan kekuatan yang tidak mematikan terhadap korban atau menangkap mereka, bahkan jika tuduhan “Israel” itu benar.
PCHR menunjukkan bahwa Perdana Menteri dan Menteri Pertahanan “Israel” memuji tentara yang melakukan pembunuhan tersebut, yang akan menjadi bahan bakar semangat untuk mendorong prajurit lain melakukan kejahatan serupa terhadap
warga sipil Palestina.
Menurut penyelidikan yang dilakukan oleh PCHR, salah satu insiden terjadi pada Senin (17/8), di mana seorang warga Palestina Mohammad Basam Mustafa Al-Atrash (24) dari desa Kafer Ra’ei di barat daya Jenin, tiba di pos pemeriksaan Za’tara di selatan Nablus saat kembali dari Ramallah.
Tentara “Israel” yang ditempatkan di pos pemeriksaan itu memberhentikan taksi yang membawa Al-Atrash dan memeriksa identitas penumpang, tentara menyuruhnya keluar dari taksi karena ia tidak membawa kartu identitas dan memaksanya menunggu di pos pemeriksaan.
Seorang saksi mata yang sedang menyeberang di pos pemeriksaan mengatakan bahwa ia melihat dua tentara “Israel” yang memeriksa mobil yang datang dari Ramallah, melepaskan tembakan ke Al-Atrash dan berlari ke arahnya.
Mereka akhirnya membunuhnya. Segera setelah serangan itu, tentara “Israel” menutup pos pemeriksaan dan tidak membolehkan ambulans Palestina untuk mengevakuasi Al-Atrash.
Mereka membawa ambulans “Israel” untuk memindahkan tubuh Al-Atrash ke kamp Huwwara di selatan Nablus. Sekitar pukul 15.15, tubuh Muhammad Al-Atrash dikirimkan ke ambulans Palestina di pos pemeriksaan Awarta di pintu masuk timur
laut Nablus.
Tubuh korban kemudian dibawa ke rumah sakit Rafidia di Nablus. Menurut sumber-sumber medis, korban terkena 10 tembakan di dada, perut dan beberapa anggota badan lainnya.
Pasukan Zionis mengklaim bahwa Al-Atrash berusaha untuk menusuk seorang tentara “Israel” sebelum mereka membunuhnya. Pada tengah malam, pasukan Zionis menyerbu rumah Al-Atrash di desa Kafer Ra’ie dan memeriksa semua pisau di rumah tersebut dalam rangka untuk membandingkan mereka dengan pisau yang diklaim digunakan oleh Al-Atrash saat “ingin menusuk” tentara “Israel”. Namun mereka tidak menemukan pisau tersebut.
PCHR mencatat bahwa ini adalah kejahatan ketiga yang dilakukan pasukan Zionis dalam kondisi yang sama dalam waktu 9 hari di wilayah yang sama.
Sebelumnya pada 15 Agustus, tentara pendudukan menembak Rafiq Kamel Rafiq Al-Taj (21) dari Tubas di sebuah pos pemeriksaan militer di persimpangan desa Bitaa di selatan Nablus, dengan 4 tembakan di kepala, punggung, perut dan paha kiri.
Juga pada 9 Agustus tentara brutal “Israel” menembak Anas Ibrahim Muhammad Taha (21) dari desa Qanta di barat laut Yerusalem yang diduduki. Ia meninggal dunia seketika oleh tembakan tentara Zionis di stasiun bahan bakar Khawaja yang terletak di jalan yang menghubungkan Yerusalem dengan “Israel”.
PCHR menyatakan bahwa mereka mengecam kejahatan yang dilakukan tentara pendudukan dan akan terus membuktikan penggunaan kekuatan berlebihan oleh pasukan Zionis terhadap warga sipil Palestina yang juga mengabaikan nyawa warga Palestina.
Dalam laporannya, PCHR menyeru masyarakat internasional untuk segera mengambil tindakan yang efektif untuk menghentikan kejahatan “Israel”. (haninmazaya/arrahmah.com)