DAMASKUS (Arrahmah.com) – Penyelidik internasional mengatakan ribuan tahanan telah dieksekusi, dipukuli sampai mati atau dibiarkan mati selama perang Suriah berlangsung dalam sebuah kebijakan yang terlihat seperti pemusnahan massal.
Komisi PBB yang mendukung penyelidikan menyajikan laporan berisi 25 halaman pada Senin (8/2/2016) yang memperlihatkan pembunuhan tahanan oleh rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad, seperti dilaporkan Al Jazeera.
Laporan ini diambil dari 621 wawancara yang dilakukan antara Maret 2011 sampai November 2015.
Laporan mengatakan ribuan tahanan telah tewas selama mereka berada di penjara-penjara rezim Nushairiyah.
Peneliti mengatakan mereka kekurangan bukti yang cukup untuk memberikan perkiraan yang lebih spesifik terkait pembunuhan dari mereka yang ditahan oleh rezim.
Laporan ini berusaha mengungkapkan sanksi yang dijatuhkan oleh rezim terhadap individu atau kelompok yang diklaim bertanggung jawab atas sebuah kejahatan.
Para peneliti menyayangkan kelambanan oleh Dewan Keamanan PBB terkait permasalahan ini.
“Skala kematian massal para tahanan menunjukkan bahwa ‘pemerintah’ Suriah bertanggung jawab atas tindakan yang meningkat menjadi pemusnahan sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan,” ujar Paulo Pinheiro, kepala komisi.
Pinheiro menggambarkan bagaimana orang yang ditahan di pusat penahanan menjadi sasaran pelanggaran pada skala massal.
Dia mengatakan tahanan secara rutin disiksa dan dipukuli, dipaksa untuk tinggal di dalam sel yang tidak sehat dan penuh sesak dan dengan sedikit makanan dan tidak ada perawatan medis.
“Hampir setiap tahanan yang masih hidup yang keluar dari penjara telah mengalami pelanggaran yang tak terbayangkan,” ujarnya.
Para tahanan yang bertahan hidup menjelaskan secara rinci bagaimana rekan mereka satu sel dipukuli hingga meninggal dunia selama interogasi atau di dalam sel itu sendiri. Para tahanan yang terluka parah selama penyiksaan dibiarkan mati tanpa diberikan perawatan medis, ujar laporan itu.
Mencela impunitas total bagi rezim Nushairiyah, Cara del Ponte, anggota komisi, mengkritik Dewan Keamanan PBB yang tidak melakukan apa-apa untuk mencegah hal tersebut terus berlangsung. (haninmazaya/arrahmah.com)