MOGADISHU (Arrahmah.com) – Peperangan di Somalia yang telah berlangsung selama bertahun-tahun menciptakan krisis yang terus memburuk setelah empat tahun bencana kelaparan yang pernah menghantam Somalia, ujar laporan PBB pada Senin (31/8/2015) yang mencatat kenaikan tajam bagi mereka yang membutuhkan bantuan pangan.
“Tingkat kerawanan pangan dan kekurangan gizi sangat kritis. Tokoh kemanusiaan dan pendonor telah mencegah situasi menjadi lebih buruk daripada itu, namun kita semua harus berbuat lebih banyak,” ujar kepala bantuan PBB untuk Somalia, Peter de Clercq dalam sebuah pernyataan seperti dilaporkan World Bulletin pada Senin (31/8).
“Situasi di kalangan pengungsi sangat mengkhawatirkan.”
Jumlah orang yang membutuhkan bantuan meningkat sebesar 17 % dibandingkan dengan enam bulan lalu, dari 731.000 menjadi 855.000 orang, menurut laporan yang dikeluarkan oleh organisasi PBB, Unit Analisis Ketahanan Pangan dan Gizi PBB (FSNAU) dan organisasi yang didanai AS, FEWS NET pada Senin (31/8).
Tidak adanya hujan telah berdampak kepada panen, membuat hampir 215.000 anak usia di bawah lima tahun mengalami kekurangan gizi akut dengan hampir 40.000 di antara mereka menghadapi resiko penyakit dan kematian.
Di tahun 2011, lebih dari 250.000 orang meninggal dunia karena kelaparan di negara Tanduk Afrika tersebut.
“Kemampuan untuk menghadapi guncangan-apakah konflik atau bencana alam-sangat terbatas,” ujar pernyataan PBB.
Pemerintah lemah Somalia yang mengambil alih kekuasaan pada Agustus 2012 adalah yang pertama yang diberikan pengakuan secara global sejak runtuhnya kekuasaan Siad Barre pada 1991.
Miliaran bantuan asing telah diberikan namun Somalia tetap berada dalam krisis di mana para pemimpin terjebak dalam pertempuran politik. (haninmazaya/arrahmah.com)