NEW YORK (Arrahmah.id) — Komisi Penyelidikan Internasional Independen Perserikatan Bangsa-Bangsa (COI) menyatakan 14 warga Israel sengaja dibunuh oleh militer Zionis agar tidak disandera kelompok Hamas.
Dalam laporan yang dirilis pada Rabu (12/6/2024), COI menyebut Pasukan Pertahanan Israel (IDF) secara sengaja membunuh belasan warganya dalam operasi Hannibal Directive pada 7 Oktober lalu. Itu merupakan hari di mana kelompok perlawanan Palestina Hamas menyerang Israel bagian selatan dan menewaskan sekitar 1.200 warga Zionis serta menyandera sekitar 250 lainnya.
Menurut COI, operasi itu mendesak prajurit untuk menggunakan segala cara guna mencegah militer disandera, termasuk dengan membunuh mereka.
Meski operasi itu secara resmi ditutup pada 2016, beberapa media Israel melaporkan bahwa operasi rahasia ini telah diaktifkan kembali dalam beberapa bentuk.
COI sudah memverifikasi laporan terkait operasi ini berdasarkan pernyataan kru kendaraan lapis baja pasukan keamanan Israel yang mengonfirmasi bahwa mereka menerapkan Hannibal Directive dengan menembaki kendaraan yang dicurigai mengangkut tentara Israel yang diculik Hamas.
COI juga memverifikasi setidaknya dua kasus lain di mana IDF tampaknya telah menerapkan Hannibal Directive hingga menewaskan sekitar 14 warga sipil.
“Satu perempuan tewas ditembak helikopter Israel ketika diculik dari Nir Oz ke Gaza oleh Hamas,” tulis laporan tersebut, seperti dikutip Middle East Eye (12/6).
“Dalam kasus lain, COI menemukan bahwa serangan tank Israel menewaskan beberapa atau total 13 warga sipil yang disandera di sebuah rumah di Beeri,” lanjut laporan COI.
Pada Desember, The New York Times melaporkan bahwa ada serangan terhadap sebuah rumah di Kibbutz Beeri.
Berdasarkan laporan itu, beberapa warga Israel yang disandera Hamas tewas akibat serangan. Sejumlah saksi menyatakan militer Israel meluncurkan granat berpeluncur roket ke rumah tersebut.
(hanoum/arrahmah.id)