DAMASKUS (Arrahmah.com) – Keluarga tahanan wanita Palestina di penjara-penjara Suriah mengatakan bahwa putri mereka berulang kali diperkosa dan disiksa dengan kejam, tetapi nasib mereka diabaikan.
Menurut Task Group for Palestinians di Suriah, pihak keluarga telah mengirim pesan ke badan-badan internasional dan kelompok-kelompok hak asasi manusia mengkritik kelalaian mereka atas kasus ini, Shehab melaporkan pada Jumat (8/3/2019), sebagaimana dilansir MEMO.
Task Group – yang menerima salinan pesan tersebut – mengatakan bahwa pihak keluarga mendesak badan-badan internasional dan kelompok-kelompok hak asasi manusia untuk berupaya menghentikan penyiksaan dan pelanggaran terhadap putri-putri mereka di penjara-penjara badan intelijen Suriah, serta melakukan upaya terbaik untuk membebaskan mereka.
Mantan tahanan wanita mengatakan bahwa mereka menjadi sasaran “segala bentuk penyiksaan di dalam penjara Suriah, termasuk disetrum, digantung, dipukuli dengan tiang besi dan cambuk, serta diperkosa berulang kali oleh sipir penjara”.
Sumber-sumber telah mendokumentasikan 1.730 pengungsi Palestina di dalam penjara-penjara Suriah, termasuk 110 wanita, dan mereka tidak memiliki informasi tentang situasi para pengungsi ini.
Menurut Task Group, jumlah tahanan Palestina di dalam penjara Suriah lebih besar dari ini. Menurutnya, beberapa keluarga tahanan takut untuk mengungkapkan bahwa anak-anak mereka berada di penjara atau untuk memberikan rincian tentang keberadaan mereka.
Sementara itu, Task Group telah mendokumentasikan kematian beberapa pengungsi perempuan Palestina yang meninggal setelah disiksa, dan jumlah total pengungsi Palestina yang disiksa hingga meninggal adalah 478 orang.
(ameera/arrahmah.com)