TEL AVIV (Arrahmah.id) – Perdana Menteri “Israel” Benjamin Netanyahu dan Putra Mahkota Saudi Mohammed bin Salman (MBS) berbicara dua kali melalui telepon dalam beberapa pekan terakhir, The Jerusalem Post mengutip sumber diplomatik mengatakan pada Senin (22/5/2023).
Menteri Luar Negeri Bahrain Abdullatif bin Rashid Al-Zayani, yang negaranya menjalin hubungan dengan “Israel” pada 2020, dilaporkan memfasilitasi panggilan antara kedua pemimpin tersebut.
Netanyahu dan MBS diduga berbicara sebelum dan sesudah KTT Liga Arab pekan lalu di Jeddah, Saudi, yang dihadiri Presiden Suriah Bashar Asad untuk pertama kalinya setelah skorsing 12 tahun.
Perdana Menteri “Israel” dan orang kuat Saudi tersebut membahas kemungkinan kedua negara mereka menormalkan hubungan, tetapi tidak ada kemajuan yang dicapai.
Putra mahkota Saudi dilaporkan menolak permintaan Netanyahu untuk bertemu langsung.
“Israel” sangat ingin menjalin hubungan dengan Arab Saudi, yang tidak mau mengambil langkah seperti itu sebelum negara Palestina menjadi kenyataan. Kebijakan ini tampaknya telah ditegaskan kembali oleh MBS selama KTT Liga Arab.
“Masalah Palestina adalah dan tetap menjadi isu sentral bagi negara-negara Arab, dan itu menjadi prioritas utama kerajaan,” kata bin Salman di Jeddah pekan lalu.
Dalam pernyataan akhirnya, KTT tersebut menegaskan bahwa perjuangan Palestina tetap menjadi isu sentral bagi negara-negara Arab dan faktor kunci bagi stabilitas kawasan.
“Kami tidak akan menunda memberikan bantuan kepada rakyat Palestina dalam memulihkan tanah mereka, memulihkan hak sah mereka dan mendirikan negara merdeka di perbatasan 1967 dengan Yerusalem Timur sebagai ibukotanya,” kata bin Salman.
“Israel” terus secara ilegal menduduki Yerusalem Timur dan Tepi Barat dan mengepung Jalur Gaza, menyangkal hak rakyat Palestina untuk menentukan nasib sendiri dan menewaskan lebih dari 150 warga Palestina dalam serangan mematikan tahun ini.
Ia juga menolak untuk menghentikan perluasan permukimannya di Tepi Barat, yang ilegal menurut hukum internasional.
Namun, Menteri Luar Negeri “Israel” Eli Cohen mengatakan kepada The Jerusalem Post pekan lalu bahwa normalisasi dengan Arab Saudi hanyalah masalah waktu, dengan mengatakan bahwa kedua negara “memiliki kepentingan yang sama”.
AS telah mendukung hal ini juga dan bertujuan untuk mencapai normalisasi Saudi-“Israel” sebelum akhir tahun ini, menurut laporan.
Dalam masalah terkait, “Israel” telah mencoba mendapatkan persetujuan Saudi untuk penerbangan langsung dari Tel Aviv ke Jeddah bagi warga Muslim Palestina yang tinggal di dalam perbatasan “Israel” 1948 untuk menunaikan ibadah haji tahunan.
Arab Saudi belum memberikan lampu hijau dan kabarnya telah mengkondisikan agar Muslim Palestina yang tinggal di Tepi Barat dan Gaza juga dapat menggunakan penerbangan tersebut.
Jika ini terjadi pada akhir Juni, ketika haji dijadwalkan berlangsung, “Israel” yakin ini bisa menjadi langkah pertama menuju normalisasi penuh.
Arab Saudi telah mengizinkan maskapai “Israel” untuk menggunakan wilayah udaranya untuk melakukan perjalanan ke UEA dan Bahrain sejak 2020, sebuah koridor yang telah diperluas oleh Saudi dan tetangganya Oman untuk mencakup tujuan lain di Asia. (zarahamala/arrahmah.id)