KAIRO (Arrahmah.com) – Perancis telah berpartisipasi dalam penindasan berdarah di Mesir selama lima tahun terakhir dengan memberikan senjata dan sistem pengawasan kepada rezim yang dipimpin oleh Abdel Fattah Al-Sisi, ujar laporan kelompok hak asasi manusia.
Komisi yang dibentuk oleh empat kelompok hak asasi manusia Perancis dan Mesir merilis laporan pada Senin (2/7/2018), menemukan penjualan senjata Perancis ke Mesir telah melonjak dari 39,6 juta menjadi 1,3 miliar Euro antara tahun 2010 dan 2016, lansir Al Jazeera.
Selain itu, dengan menyediakan alat digital untuk layanan keamanan Mesir dan lembaga penegak hukum, mereka telah membantu mendirikan sebuah pengawasan dan arsitektur kontrol yang digunakan untuk memberantas segala bentuk perbedaan pendapat dan tindakan warga.
Mereka menuduh bahwa perusahaan Perancis juga terlibat dalam apa yang mereka sebut penumpasan tanpa henti sejak Al-Sisi menggulingkan Muhammad Mursi pada 2013.
Laporan itu secara khusus menyebutkan perusahaan yang menjual intersepsi data massal dan teknologi kendali massa yang digunakan untuk sistem pengawasan di mana puluhan ribu penentang dan aktivis telah ditangkap.
“Hari ini Perancis membantu menghancurkan generasi ini melalui pembentukan sistem pengawasan Orwellian dan sistem kontrol yang bertujuan untuk menggigit setiap ungkapan protes,” ujar Bahey Eldin Hassan, direktur Institut Kairo untuk Studi Hak Asasi Manusia (CIHRS), salah satu kelompok yang berada di balik laporan.
Laporan tersebut mengungkapkan bahwa setidaknya delapan perusahaan Perancis telah mengambil keuntungan dari penindasan ini. Perusahaan termasuk Arquus, sebelumnya RenaultTrucks Defense, serta pemasok pertahanan utama DCNS. (haninmazaya/arrahmah.com)