DAMASKUS (Arrahmah.com) – Militer Rusia mengalami banyak kerugian selama intervensinya di Suriah sejak tahun 2015. Sebuah penelitian yang dipublikasikan oleh The National Interest mengungkapkan kerugian yang dialami negara tersebut antara tahun 2015 dan 2018.
Mengutip sumber informasi terbuka, The National Interest melaporkan bahwa antara tahun 2015 dan 2018, militer Rusia telah kehilangan 19 aset udaranya, termasuk 11 helikopter dan 8 jet tempur, mengakibatkan kematian 23 awak dan 37 penumpang, lansir AMN (24/3/2020).
Artikel berpendapat bahwa meskipun terjadi banyak kematian, hingga mencapai 60 orang, itu tidak mencegah militer Rusia melanjutkan kampanye militer mereka di Suriah.
“Namun, kerugian ini terlalu kecil untuk mencegah pasukan udara Rusia dan angkatan laut menyelesaikan lebih dari 39.000 serangan mendadak di Suriah pada pertengahan 2018, yang mengubah jalannya konflik demi [Presiden Bashar] Asad,” ujar artikel tersebut.
Sebaliknya, artikel menunjukkan bahwa antara 2014 dan 2020, Amerika Serikat hanya kehilangan satu jet tempur F-16 Falcon dan V-22 Osprey.
Namun perlu dicatat bahwa Angkatan Udara Rusia telah melakukan serangan yang jauh lebih besar daripada militer AS di Suriah.
Awal bulan ini, Konstantin Sivkov, wakil presiden Akademi Ilmu Pengetahuan Rudal dan Artileri Rusia untuk Kebijakan Informasi dan dokter ilmu militer, mengatakan Amerika Serikat dapat menghancurkan pangkalan Hmeimim Rusia di Suriah dengan rudal Tomhawk.
Sejauh ini, Rusia dan AS tidak pernah terlibat dalam pertempuran satu sama lain di Suriah. (haninmazaya/arrahmah.com)