LONDON (Arrahmah.com) – Lelaki Muslim dan kulit hitam lebih mungkin berakhir sebagai pengangguran meskipun berprestasi dan memiliki kemampuan yang lebih baik di sekolah daripada rekan-rekan mereka yang berkulit putih, sebuah laporan baru menunjukkan. Laporan ini muncul saat Inggris menawarkan “janji” untuk kalangan pemuda yang kurang beruntung tersebut.
Sebuah laporan yang dipublikasikan oleh Komisi Mobilitas Sosial menemukan bahwa meskipun kalangan kulit putih dari keluarga menengah ke bawah memperlihatkan kualitas yang buruk dalam pendidikan secara keseluruhan, namun rekan-rekan etnis minoritas mereka yang akan memperoleh lebih banyak kesulitan untuk memperoleh lapangan pekerjaan.
Anak-anak dari keluarga keturunan Cina dengan pendapatan rendah ditemukan memperoleh peluang yang lebih besar untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi setelah sekolah menengah (70 persen), sementara hanya lima di antara 10 keturunan Bangladesh dan tiga dari 10 keturunan kulit hitam Karibia yang memperoleh akses untuk memasuki kuliah. Tapi jumlah ini jauh lebih rendah dibanding anak-anak dari keluarga kulit putih Inggris.
Namun jumlah ini berubah secara radikal ketika berbagai kelompok masyarakat ini dihadapkan dengan kondisi pasar kerja, di mana kelompok-kelompok etnis minoritas diberikan sedikit saja penawaran yang aman.
“Janji mobilitas sosial ini berisi setiap kerja keras akan dihargai. Sementara hasil penelitian ini kami menunjukkan bahwa janji ini tidak dipenuhi sama sekali,” kata ketua komisi dan mantan menteri tenaga kerja, Alan Milburn.
“Sangat mengejutkan bahwa banyak kelompok yang melakukan hal yang lebih baik di sekolah atau memperoleh hasil ujian yang baik, mereka kalah ketika datang ke pekerjaan dan kesempatan di kemudian hari.”
Pada laporan yang sama, perempuan Muslim ditemukan paling terpengaruh. Selama ini perempuan keturunan Bangladesh dan Pakistan dikategorikan sebagai kelompok tenaga kerja yang berpenghasilan paling rendah dari semua kelompok dan etnis minoritas berkulit hitam.
Mengutuk kegagalan Inggris dalam menawarkan “peluang lapangan pekerjaan”, Milburn menambahkan, “Sangat memprihatinkan bahwa anak laki-laki berkulit putih dari keluarga miskin Inggris memiliki kiprah yang begitu buruk dalam pendidikan, dari awal tahun hingga universitas. Namun mereka tidak cenderung menjadi pengangguran dan menghadapi imobilitas sosial daripada pemuda dari komunitas kulit hitam dan Asia.”
“Dibutuhkan tindakan di seluruh sistem pendidikan dan pasar tenaga kerja untuk menangani masalah ini. Tindakan ini harus dilakukan secara bersamaan oleh pemerintah, institusi pendidikan dan pengusaha.”
Komisi ini pun menerbitkan daftar masukan yang beragam pada pemerintah dan berbaga pihak untuk mengatasi masalah tersebut.
“Setiap orang harus memiliki kesempatan untuk mengembangkan bakat mereka, tidak peduli apapun latar belakang mereka,” kata seorang juru bicara Departemen Pendidikan Inggris.
“Kami berusaha untuk menyediakan tempat belajar yang lebih baik, bahkan hingga ke pelosok, sehingga setiap anak dapat memiliki akses pada pendidikan yang akan membuka potensi mereka.” (althaf/arrahmah.com)