SANA’A (Arrahmah.com) – Sebuah laporan yang diperoleh oleh Al Jazeera menuduh bahwa tahanan dalam jaringan penjara rahasia yang didirikan oleh Uni Emirat Arab di Yaman selatan memperoleh sejumlah teknik interogasi brutal, termasuk penyiksaan fisik dan psikologis.
Laporan – yang disediakan oleh tokoh militer Yaman yang bekerja dengan koalisi Saudi-UEA yang memerangi pemberontak Houtsi Yaman – menggambarkan adegan pelecehan seksual oleh personel militer Emirati dan pengganti mereka di Yaman.
Para tahanan mengalami perkosaan di tangan pasukan koalisi dan menjadi korban kejut listrik di alat kelamin, dada dan ketiak.
Sebagian tahanan digantung di udara sambil dipermalukan dan dipukuli, kata laporan itu.
Kabel listrik digunakan bersama pemukul kayu dan tiang baja selama sesi interogasi.
Dalam beberapa kasus, para tahanan digambarkan dilarang tidur dan disimpan di ruang sempit, kotor dan ventilasi udara yang terbatas.
Selain itu, para tahanan juga dicambuk dan luka mereka kemudian ditutupi garam. Siksaan lain yang diterapkan di fasilitas tersebut adalah pemasangan paku di jari tangan dan kaki para tahanan.
Laporan itu menuduh lebih dari 49 orang tewas akibat penyiksaan ini dan lima kuburan digunakan untuk mengubur jasad para tahanan yang meninggal.
Laporan itu pun mengonfirmasi sebuah laporan Associated Press yang diterbitkan pada Juni terkait dugaan tindakan penyiksaan yang dilakukan oleh anggota koalisi Saudi-UEA di setidaknya 18 penjara rahasia.
Menurut AP, ratusan orang ditangkap dan ditahan karena dicurigai menjadi anggota Negara Islam Irak dan cabang ISIL/ISIS dan al-Qaeda di Jazirah Arab (AQAP). Pada saat publikasi, AP mengatakan bahwa pejabat UEA tidak menanggapi permintaan untuk komentar.
Laporan yang diperoleh oleh Al Jazeera menyebutkan penjara rahasia yang dijalankan oleh koalisi Saudi-EA ini berjumlah 27, termasuk penjara di Hadramout, Aden, Socotra, Pulau Mayyun, serta fasilitas di Eritrea di mana UAE mempertahankan pangkalan militer mereka. (Althaf/arrahmah.com)