DAMASKUS (Arrahmah.com) – Lebih dari 12.000 pejuang asing dari 74 negara berbeda telah berjuang di Suriah, 60 sampai 70 persen berasal dari negara-negara Timur Tengah dan sekitar 20 sampai 25 persen dari negara-negara Barat, ujar seorang
pengamat ahli “terorisme” pada Senin (8/9/2014).
Prof. Peter Neuman yang mengarahkan Pusat Internasional untuk Studi Radikalisasi di King College London, mengatakan konflik Suriah telah memicu mobilisasi yang paling signifikan dari para pejuang asing sejak perang tahun 1980-an di Afghanistan melawan pendudukan Soviet, di mana hingga 20.000 pejuang asing berpartisipasi selama satu dekade.
Dengan lebih dari 12.000 pejuang asing mengangkat senjata di Suriah hanya dalam waktu tiga tahun, menurutnya ini menjadi mobilisasi yang paling signifikan dari pejuang asing yang pernah terjadi di sepanjang sejarah.
Neumann tidak memberikan rincian mengenai berapa banyak orang asing yang berjuang untuk kelompok ISIS, Jabhah Nushrah atau kelompok lainnya seperti FSA.
Tunisia telah mengirimkan jumlah terbesar pejuang asing ke Suriah, hingga 3.000 orang, menurut Neumann. Pejuang dari Arab Saudi diperkirakan mencapai 1.200 sampai 2.500 orang. Maroko dan Yordania masing-masing sekitar 1.500 orang meskipun banyak dari warga Yordania memiliki hubungan kesukuan dengan Suriah, lansir Zaman Alwasl pada Selasa (9/9).
Sedangkan dari Barat, terdapat sekitar 700 pejuang asing dari Perancis, lebih dari 500 berasal dari Inggris, 400 dari Jerman, 300 dari Belgia dan 100 dari Amerika Serikat.
“Jika Anda mempertimbangkan populasi per kapita, negara-negara yang paling terkena dampak adalah Belgia, Belanda dan negara-negara Skandinavia-Denmark, Swedia dan Norwegia-yang notabene adalah negara kecil tapi menghasilkan 50-100 pejuang,” lanjutnya. (haninmazaya/arrahmah.com)