TEL AVIV (Arrahmah.com) – Sekitar sepertiga warga “Israel” hidup di bawah garis kemiskinan resmi, Laporan Kemiskinan Alternatif Organisasi Latet mengungkapkan pada Senin (11/12/2017), dikutip Arabs48.com. Mereka yang terjebak dalam perangkap kemiskinan mencakup sekitar satu juta anak-anak.
Menurut laporan tersebut, 2,5 juta orang “Israel” digolongkan sebagai orang miskin; yakni 29,1 persen dari populasi. Angka tersebut terdiri dari 1,46 juta orang dewasa dan 1,06 juta anak; satu dari tiga anak itu miskin.
Latet, yang mengelola jaringan distribusi makanan terbesar untuk orang miskin di “Israel”, mengatakan bahwa mereka meminta orang untuk menjawab lima pertanyaan yang mencakup biaya pendidikan, tempat tinggal, makanan, kesehatan, dan biaya hidup. Jika responden menjawab “ya” untuk setidaknya tiga pertanyaan, mereka dikategorikan “miskin”.
Kemiskinan adalah salah satu masalah terbesar yang dihadapi pemerintah “Israel”, dengan kenaikan 18 persen pada orang miskin sejak tahun lalu.
Laporan tersebut juga menemukan bahwa 38 persen orang “Israel” menderita kekurangan kesempatan pendidikan di bawah tingkat pascasarjana. Seperempat orang “Israel” tampaknya memiliki masalah dalam memenuhi biaya hidup mereka.
Selain itu, dari mereka yang membutuhkan bantuan pangan, sekitar 65 persen memiliki hutang yang besar. Lebih dari separuh anak dalam keadaan seperti itu tidak mampu membeli buku dan peralatan sekolah.
Tingkat tunawisma mencapai sekitar 15 persen, sementara 9,2 persen dari mereka yang menerima bantuan, mengemis atau mengais makanan di tempat sampah; 70 persen tidak mampu membeli obat; dan 58 persen tidak mengundang teman untuk mengunjunginya dalam upaya menyembunyikan kemiskinan mereka.
Yang mengkhawatirkan, sekitar 13 persen mengatakan bahwa mereka telah mencoba melakukan bunuh diri sebagai akibat langsung dari kemiskinan.
Meskipun data mengejutkan ini muncul, kata Arabs48.com, situasi di “Israel” lebih baik daripada di banyak negara maju seperti Australia, Prancis, Rusia dan Amerika Serikat. (althaf/arrahmah.com)