IDLIB (Arrahmah.com) – Rusia pada Senin (21/1/2019) telah meningkatkan kampanye udara di daerah-daerah yang dikuasai pejuang Suriah di provinsi Hama dan Idlib di mana Rusia dan Turki menyepakati zona penyangga September lalu, ujar laporan lokal.
Sedikitnya 13 kota dan desa dihujani oleh serangan udara dan darat baik oleh rezim Asad maupun Rusia di tengah kekhawatiran ofensin yang akan segera terjadi saat pasukan rezim memobilisasi diri di dekat kubu pejuang Suriah di Suriah utara, lansir Zaman Alwasl.
Pada Sabtu (19/1), pejuang Suriah berhasil menggagalkan serangan oleh pasukan rezim dan milisi Syiah sekutunya di pedesaan utara Hama.
Jaisyul Izza, salah satu unit dari Tentara Pembebasan Suriah (FSA) mengatakan para pejuangnya bentrok dengan pasukan rezim di daerah Zalaqiyat, menimbulkan kerugian besar pada tentara rezim.
Pada Ahad (20/1), jet tempur Rusia melakukan serangan udara di kota Beksariya, menewaskan dua warga sipil dan melukai sembilan lainnya yang kebanyakan anak-anak.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan bahwa saat ini Hai’ah Tahrir Syam menguasai 70 persen Idlib, dengan alasan tersebut Rusia meluncurkan serangan udaranya di Idlib, sehingga kesepakatan zona penyangga tak berarti.
Menurut klaim Lavrov, itu adalah “salah satu masalah akut karena sangat tidak mungkin untuk mempertahankan sarang besar ‘terorisme’ di Suriah”.
Kesepakatan untuk menciptakan zona demiliterisasi yang dibangun di sepanjang garis kontak antara pejuang Suriah dan wilayah rezim, diklaim untuk menghentikan serangan militer terhadap Idlib. Tetapi baku tembak dan serangan udara tidak berkesudahan di sana.
PBB mengatakan hampir 3 juta orang tinggal di wilayah barat laut. (haninmazaya/arrahmah.com)