DHAKA (Arrahmah.id) — Bangladesh pada Ahad (4/9/2022) memanggil duta besar Myanmar di Dhaka untuk ketiga kalinya dalam dua pekan untuk melakukan protes terhadap peningkatan ketegangan di perbatasan dan pelanggaran di wilayah udara Bangladesh.
Duta Besar Myanmar di Dhaka U Aung Kyaw Moe dipanggil ke Guest House Padma di ibu kota Dhaka setelah dua mortir yang ditembakkan oleh pasukan Myanmar mendarat di Bangladesh pada Sabtu (3/9).
“Kami memanggil duta besar Myanmar atas mortir Myanmar yang baru-baru ini memasuki wilayah Bangladesh. Kami mengutuk keras pelanggaran wilayah udara dan penembakan di sepanjang perbatasan,” kata Miah Md. Mainul Kabir, pejabat Kementerian Luar Negeri, kepada Anadolu Agency (4/9).
Kedua peluru itu jatuh di dalam tanah tak bertuan di distrik timur laut Bandarban. Namun, tidak ada korban luka atau kerusakan properti yang dilaporkan.
Sebelumnya, dua peluru mendarat di distrik yang sama pada 28 Agustus dan hari berikutnya Kementerian Luar Negeri Bangladesh memanggil dubes Myanmar untuk mengajukan protes.
Menyusul insiden tersebut, Bangladesh mengarahkan pasukan perbatasannya untuk memperluas pemantauan dan langkah-langkah keamanan di seluruh perbatasan yang tegang. Penduduk perbatasan telah diinstruksikan untuk tetap waspada.
Ketegangan juga meningkat di dalam Bangladesh ketika terjadi insiden baku tembak sengit antara tentara Myanmar dan pejuang Tentara Arakan meningkat baru-baru ini.
Bangladesh saat ini menampung lebih dari 1,2 juta pengungsi Rohingya yang melarikan diri dari Negara Bagian Rakhine di Myanmar setelah tindakan keras militer Myanmar yang brutal pada Agustus 2017. (hanoum/arrahmah.id)