WASHINGTON (Arrahmah.com) – Departemen Luar Negeri AS telah mengizinkan Lithuania, Latvia, dan Estonia untuk mengirim rudal buatan AS dan senjata lainnya ke Ukraina karena Presiden Joe Biden memperkirakan Rusia akan menginvasi Ukraina.
Perjanjian transfer pihak ketiga akan memungkinkan Estonia untuk mentransfer rudal anti-tank Javelin ke Ukraina, sementara Lithuania akan diizinkan untuk mengirim rudal Stinger, sumber yang mengetahui keputusan tersebut mengatakan pada Kamis (20/1/2022).
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri menegaskan bahwa pemerintah AS telah menyetujui transfer pihak ketiga yang memungkinkan Estonia, Latvia, Lithuania, dan Inggris untuk menyediakan peralatan buatan AS dari inventaris mereka ke Ukraina.
“Amerika Serikat dan sekutu serta mitranya berdiri bersama untuk mempercepat bantuan keamanan ke Ukraina,” ungkap sang juru bicara.
“Kami berhubungan erat dengan mitra Ukraina dan Sekutu NATO kami dan secara kreatif memanfaatkan semua alat kerja sama keamanan yang tersedia untuk membantu Ukraina meningkatkan pertahanannya dalam menghadapi agresi Rusia yang berkembang.”
Mereka tidak memberikan rincian tentang senjata mana yang akan dikirim.
Berdiri bersama Ukraina
Berita tentang transfer senjata yang disetujui muncul pada Rabu malam (19/1) setelah Biden mengatakan pada konferensi pers bahwa Rusia akan membayar mahal jika menginvasi Ukraina.
Juru bicara itu mengatakan pemerintahan Biden menyetujui $200 juta dalam bantuan keamanan defensif tambahan ke Ukraina pada bulan Desember, bersama dengan $60 miliar peralatan dari stok militer AS yang tersedia.
Pejabat AS juga mengidentifikasi peralatan tambahan yang dapat dikirim dari kelebihan stok militer AS.
“Seperti yang dikatakan Presiden Biden kepada Presiden Putin, jika Rusia menginvasi Ukraina lebih lanjut, kami akan memberikan bahan pertahanan tambahan kepada Ukraina,” kata juru bicara itu.
“Kami berkomitmen pada kedaulatan dan integritas wilayah Ukraina dan akan terus memberikan dukungan yang dibutuhkan Ukraina.”
Sementara itu, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken tiba di Berlin untuk pertemuan dengan sekutu penting Eropa pada Kamis (20/1), sebagai bagian dari tur diplomatik untuk menghentikan Rusia dari berbaris di Ukraina.
Blinken akan membentuk front persatuan bersama dengan rekan-rekan dari Prancis dan Jerman serta menteri luar negeri junior Inggris sebelum pembicaraan gentingnya dengan Rusia Sergey Lavrov pada Jumat.
Pejabat Rusia telah berulang kali membantah rencana untuk menyerang Ukraina, tetapi Kremlin telah mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina, sebuah langkah yang ditafsirkan Barat sebagai persiapan untuk invasi. (Althaf/arrahmah.com)