ZARBA (Arrahmah.com) – Setidaknya 120 pasukan rezim Nushairiyah pimpinan Bashar Asad dan milisi Syiah tewas pada Jumat (28/2/2020) dalam serangan tentara Turki terhadap posisi militer rezim di Suriah utara, ujar seorang komandan pejuang oposisi kepada Zaman Alwasl.
Pemboman besar-besaran Turki terjadi setelah 33 tentara Turki tewas Kamis malam (27/2) oleh pasukan rezim yang didukung Rusia dalam serangan paling mematikan yang diderita oleh tentara Turki dalam hampir 30 tahun.
Tentara Turki telah menggunakan tembakan artileri dan drone dalam serangan hari Jumat.
Sumber mengatakan perwira tinggi militer tewas di kota Zarba, selatan kota Aleppo karena artileri Turki.
Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Jumat menggambarkan peningkatan pertempuran di Suriah barat laut sebagai “salah satu momen paling mengkhawatirkan” dari perang sembilan tahun dan menyerukan gencatan senjata segera.
Presiden Turki dan Rusia berbicara melalui telepon untuk mencoba meredakan ketegangan.
Serangan hari Kamis dengan tajam meningkatkan risiko konfrontasi militer langsung antara Turki dan Rusia, meskipun para pejabat Turki menyalahkan rezim Asad atas serangan udara itu. Pasar saham Turki turun 10%, sedangkan lira Turki turun terhadap dollar.
Dalam panggilan telepon mereka, Recep Tayyip Erdogan dan Vladimir Putin membahas perjanjian implementasi di Idlib, menurut pernyataan yang dirilis Kremlin. Fahrettin Altun, direktur komunikasi Erdogan, mengatakan bahwa mereka telah sepakat untuk bertemu “sesegera mungkin.”
Serangan itu menandai hari paling mematikan bagi militer Turki sejak Ankara pertama kali memasuki konflik Suriah pada tahun 2016 dan juga merupakan eskalasi paling serius antara pasukan yang didukung Turki dan yang didukung Rusia, meningkatkan prospek perang habis-habisan dengan jutaan warga sipil Suriah yang terperangkap di tengah-tengah. (haninmazaya/arrahmah.com)