PALESTINA (Arrahmah.com) – Semua tahanan Palestina yang ditahan di penjara-penjara “Israel” telah melakukan aksi mogok makan selama tiga hari setelah kabar kematian narapidana di dalam sebuah pusat tahanan “Israel”, lansir MEMO pada Ahad (25/9/2016).
Para tahanan Palestina menggelar aksi mogok makan setelah muncul kabar meninggalnya Yasser Dhiab Hamdouna (40), yang meninggal setelah stroke setelah adanya kelalaian medis oleh petugas penjara yang tidak memberikannya perawatan medis yang dibutuhkan, innalillahi wa inna ilaihi raji’uun.
Hamdouna, penduduk dari kota Jenein di Tepi Barat yang diduduki, menderita stroke pada dan pada Ahad pagi dinyatakan meninggal saat tiba di pusat medis di kota Beersheba, lapor kantor berita Safa.
Sumber-sumber Palestina, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan Hamdouna sedang ditahan di Penjara Ramon, dan menjalani penjara seumur hidup.
Dia telah menderita sesak berulang napas, masalah jantung serta nyeri yang menyakitkan di telinga kirinya.
Sumber tersebut mengatakan kondisi Hamdouna jauh lebih memburuk setelah otoritas penjara “Israel” menunda pemberian perawatan untuknya.
Meskipun ia telah dipindahkan ke ruang perawatan penjara beberapa kali, dokter-dokter dan staf medis “Israel” telah dilaporkan gagal untuk memberikan perawatan medis.
Kelompok hak asasi manusia mengatakan sedikitnya 207 warga Palestina telah kehilangan nyawa mereka di penjara-penjara dan pusat-pusat penahanan “Israel”, 55 di antaranya meninggal akibat kelalaian medis.
Mereka mengatakan kelalaian medis rezim Tel Aviv dalam upaya untuk menyiksa tahanan Palestina baik secara fisik dan psikologis serta menyulitkan masalah medis mereka bahkan setelah pembebasan mereka.
Sekitar 1.800 warga Palestina yang sakit saat ini ditahan di penjara-penjara “Israel”, dan 120 dari mereka dalam kondisi kritis, menurut Himpunan Tahanan Palestina (PPS).
Lebih dari 7.000 tahanan Palestina yang saat ini ditahan di 17 penjara-penjara “Israel”, banyak dari otoritas penjara yang bertindak sewenang-wenang.
Para tahanan Palestina telah terus menerus terpaksa melakukan mogok makan dalam upaya untuk menyuarakan kemarahan mereka yang dipenjara tanpa pengadilan serta memprotes kondisi penjara mereka.
(banan/arrahmah.com)