ISLAMABAD (Arrahmah.com) – Pakistan terus-menerus menyebarkan kebohongan kepada publik internasional dengan memberitakan berita palsu terkait “ketegangan” yang terjadi antara dirinya dengan mujahidin Taliban. Kini diberitakan lebih dari 700 mujahidin taliban berhasil mereka bunuh dalam serangan selama 4 hari.
Setelah mengirimkan pasukannya ke Lembah Swat dan distrik yang melingkupi daerah tersebut, Pakistan mulai mendapat pujian dari AS, jam malam diberlakukan dan penduduk sipil tidak dapat lagi bergerak bebas seperti sebelumnya.
Amerika Serikat sangat menekan pemerintah Pakistan karena pergerakan Taliban yang tiap hari semakin menguat, terlihat dari serangan-serangan yang mereka lancarkan di perbatasan dengan menargetkan tentara kafir AS dan sekutunya, juga serangan-serangan terhadap konvoy kendaraan pengangkut suplai untuk para tentara teroris tersebut yang selalu terjadi hampir di tiap harinya. Belum lagi Taliban mampu menerapkan syariat Islam di Lembah Swat yang mendapatkan apresiasi sangat tinggi dari masyarakat lokal. Inilah yang membuat AS cemas dan khawatir. Apalagi Pakistan termasuk salah satu negara yang memiliki senjata nuklir. AS berpikir, apa jadinya jika nuklir tersebut jatuh ke tangan Taliban? Tanpa nuklir saja, Taliban mampu melancarkan perlawanan yang dahsyat.
Akibat tekanan yang datang dari berbagai arah, akhirnya otoritas Pakistan mengirimkan angkatan perangnya ke Lembah Swat dan daerah yang berada dekat dengannya demi menyenangkan AS dan sekutunya. Ratusan tentara dikirimkan untuk “menghabisi” Taliban dan menendang Taliban keluar dari Pakistan.
Menteri Dalam Negeri Pakistan, Rehman Malik mengklaim lebih dari 700 militan berhasil dibunuh akibat serangan udara yang dilancarkan di beberapa bagian di Lembah Swat selama empat hari terakhir.
“Operasi akan terus berlanjut sampai Taliban berakhir,” ujar Malik dengan angkuh. “Kami tidak akan memberikan mereka kesempatan,” lanjutnya.
Namun, saksi mata dari penduduk lokal mengatakan, “Aku hanya melihat asap dan debu yang menyerupai kabut tebal di desa kami,” ujar Jawad Khan salah seorang mahasiswa yang tinggal di daerah Kabal, Lembah Swat. “Aku tidak mengetahui adanya korban karena pandangan saat itu benar-benar gelap dan saat malam diberlakukan jam malam.”
Ia menambahkan, tentara Pakistan melakukan bombardir desa Dhada Hara pada Senin (11/5) pagi hari.
Militer Pakistan melancarkan serangan dari arah udara sejak Kamis minggu lalu dan entah apa yang membuat mereka yakin bahwa korban tewas adalah para mujahidin, entah bagaimana proses identifikasi yang mereka lakukan, padahal mereka tidak melakukan pertempuran dengan mujahidin secara langsung (face to face). Otoritas Pakistan secara diam-diam mengatakan bahwa banyak dari warga sipil yang menjadi korban tewas dan terluka, namun ini tidak dipublikasikan karena takut menyebabkan kemarahan publik.
Salah satu pejabat kepolisian Pakistan yang tidak ingin disebutkan namanya mengatakan ia tidak melihat adanya tubuh korban di sepanjang jalan dimana operasi militer Pakistan dilaksanakan.
Jika benar yang diucapkan oleh otoritas Pakistan bahwa terdapat korban tewas sekitar 700 orang dari kalangan mujahidin, mengapa mereka tidak mempublikasikan foto atau video yang dapat menguatkan argumentasi mereka? Mengapa mereka tidak menunjukkan kepada media tubuh-tubuh korban yang telah mereka identifikasi sebagai “militan”? Sungguh benar-benar pemerintahan yang lemah, yang hanya bisa menyebarkan propaganda tidak bermutu kepada media-media internasional. (haninmazaya/AP/arrahmah.com)