PESHAWAR (Arrahmah.com) – Jumlah korban tewas dari pemboman maut di sebuah lapangan bola voli di Lakki Marwat terus meningkat hingga mencapai 105 dan lebih dari 22 orang cedera dirawat di berbagai rumah sakit pada hari Sabtu (2/1).
Pelaku pengeboman meledakkan diri dengan sebuah mobil pickup di tengah lapangan bola voli yang saat itu sedang ramai di desa Syah Hassankhel Jumat sore.
Semua penduduk desa berusaha melakukan usaha penyelamatan pada hari kedua pasca serangan dengan peralatan seadanya dan mengevakuasi banyak mayat dari reruntuhan rumah dan arena bola voli. Upaya itu masih berlangsung karena sebagian penduduk desa masih hilang dan diyakini tertimbun di dalam bangunan yang hancur berkeping-keping akibat ledakan.
Pejabat kepolisian distrik Lakki Marwat, Mohammad Ayub, ketika dihubungi melalui telepon, kepada The News mengatakan bahwa 90 orang telah kehilangan nyawa mereka dalam pengeboman itu. Korban tewas termasuk dua polisi, enam personil paramiliter Frontier Constabulary (FC) dan pemain voli, katanya.
Ayub mengatakan sekitar 36 orang yang terluka telah dimasukkan ke berbagai rumah sakit provinsi, paling banyak dirawat di Rumah Sakit Sipil Lakki Marwat.
Polisi menyesalkan, semua pemain bola voli tewas dalam ledakan. “Ketika kendaraan meledak di tengah-tengah lapangan, tidak ada kesempatan bagi para pemain untuk bertahan hidup,” jelas Ayub.
Berbicara kepada The News, Rumah Sakit Lakki Marwat, Dr Ghulam Ali, mengatakan 95 orang telah tewas. Dr. Ghulam Ali pun mengatakan bahwa sebagian besar korban yang dibawa ke rumah sakitnya berada dalam kondisi serius. Beberapa tubuh bahkan telah kehilangan kepala, kaki, dan tangan, ia menambahkan.
“Sangat mengerikan. Saya tidak dapat menjelaskan jenis penderitaan manusia yang saya amati malam itu,” kata Dr Ghulam Ali, menambahkan bahwa dua tim dokter tiba di sana dari distrik Karak dan Kohat. Dia mengatakan 23 orang yang mengalami luka serius segera dirujuk ke rumah sakit di Peshawar dan Bannu Sabtu pagi.
Pada saat yang sama, anggota komite perdamaian pro pemerintah melaporkan 105 orang tewas dan 38 lainnya cedera. Raham Dil Khan, sekretaris jenderal komite perdamaian, mengatakan jenazah dari enam orang termasuk beberapa pemain voli, belum ditemukan.
Ledakan itu juga menghancurkan 40 rumah, menyebabkan luka-luka lebih dari 20 warga desa, beberapa di antaranya anak-anak.
Anggota komite perdamaian meminta pemerintah dan para penegak hukum bertanggung jawab atas tragedi tersebut dan mengeluh bahwa pemerintah ternyata tidak mampu menyediakan keamanan yang memadai meskipun pemerintah sudah banyak berjanji untuk membentuk Lashkar yang akan dimanfaatkan untuk melawan ‘militan’.
Kutukan keras pun mulai bermunculan. Dan lagi-lagi, meskipun belum jelas siapakah dalang di balik semua peledakan yang selalu menyebabkan banyak warga sipil tewas, termasuk insiden Lakki Marwat, senator Salim Saifullah pada Sabtu mengungkapkan kemarahan dan kesedihannya.
Berbicara kepada salah satu delegasi dari para tokoh masyarakat Lakki Marwat yang dipimpin oleh Raziq Khan, Saifullah mengatakan semua tindak kekerasan semacam itu tidak akan dapat melemahkan tekad bangsa Pakistan untuk memerangi ‘ancaman terorisme’ (yang dikomandoi Amerika Serikat). (althaf/intltms/arrahmah.com)