Oleh : A. R. Zakarya
(Analis di Pusat Kajian Data dan Analisis – PKDA)
(Arrahmah.com) – Di penghujung tahun 2016 ini di berbagai media diramaikan dengan berita terorisme. Sebagaimana pemberitaan tindakan terorisme pada umumnya isu ini selalu dikaitkan dengan aktivitas pengeboman baik akan direncanakan ataupun telah dilakukan. Sadar atau tidak pemberitaan ini telah memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa tindakan terorisme merupakan tindakan yang sangat berbahaya, oleh karenanya masyarakat diminta waspada terhadap segala gerak gerik “mencurigakan” dari orang-orang di sekitar mereka terutama orang asing atau yang baru bertempat tinggal di daerah mereka.
Hal yang tidak kalah hebohnya adalah pemberitaan proses penangkapan terduga teroris yang terkesan “menegangkan”, adanya penggeledahan, baku tembak, penjinakan bom, dsb. Belum lagi mayoritas terduga teroris dalam proses penangkapan selalu berakhir tewas. Pemberitaan ini pula menunjukkan betapa sangat berbahayanya tindakan terorisme bahkan harus sampai menghilangkan nyawa orang yang masih diduga sebagai pelaku tindakan terorisme. Intinya pesan yang disampaikan adalah bahwa tindakan terorisme adalah tindakan yang amat berbahaya.
Terlepas dari pesan bahaya atas tindakan terorisme kita semua telah sangat mengetahui bahwa selama ini terorisme selalu diidentikkan dengan spirit islam. Itu bisa kita ketahui dari setiap pemberitaan tindakan terorisme selalu dikaitkan dengan simbol-simbol islam. Harusnya hal ini juga perlu kita sadari secara penuh bahwa terkesan dengan jelas ada “pesan lain” yang mengatakan bahwa spirit islam adalah membahayakan, terutama spirit islam yang menuntut adanya perubahan secara fundamental.
Islam tidak mengajarkan tindakan terorisme karena tindakan terorisme memang memiliki bahaya yang besar bagi masyarakat. Selain menimbulkan keresahan di tengah masyarakat juga bisa menghilangkan nyawa seseorang tanpa haq. Islam jelas mengutuk keras tindakan semacam ini serta memberikan hukuman yang tegas dan membuat jera bagi pelakunya, tidak hanya itu hukuman yang diberikan juga harus bisa menimbulkan efek pencegahan agar tidak ada tindakan serupa di masa yang akan datang.
Namun sebenarnya ada yang jauh lebih berbahaya dibandingkan tindakan terorisme, yaitu kapitalisme. Kapitalisme merupakan ideologi yang berasaskan sekularisme (pemisahan agama dari kehidupan). Karena asas inilah kapitalisme menafikan peran agama (Tuhan) untuk mengatur kehidupan. Aturan pun diserahkan kepada manusia karena kedaulatan berada di tangan manusia, inilah konsep pemerintahan mereka yang juga biasa disebut sebagai demokrasi. Menyadari bahwa tidak mungkin seluruh manusia membuat hukum dan diterapkan atas mereka, akhirnya muncul ide adanya perwakilan dari manusia (rakyat) untuk membuat hukum.
Telah menjadi tabiat manusia apabila mendapatkan kekuasaan dan kewenangan selalu memiliki peluang besar kekuasaan yang diperolehnya digunakannya untuk kepentingan pribadinya, keluarganya, kelompoknya, atau golongannya. Tabiat ini sangatlah melekat erat dalam diri manusia, sehingga yang tadinya diharapkan para wakil rakyat bisa membuat aturan untuk kepentingan rakyat berubah haluan untuk kepentingan pribadinya, keluarganya, kelompoknya, atau golongannya. Jika seperti ini maka potensi terjadinya kezaliman di tengah masyarakat sangatlah besar. Ini adalah salah satu bentuk bahaya yang terkandung dalam kapitalisme.
Bahaya berikutnya, sesuai dengan namanya, kapitalisme adalah ideologi yang dikendalikan oleh para kapitalis (pemilik modal besar). Demokrasi yang mereka agung-agungkan justru menjadi jalan bebas hambatan bagi para kapitalis untuk mengokohkan cengkeraman mereka atas rakyat. Proses pemilihan penguasa dan wakil rakyat yang menyedot banyak dana terutama untuk kampanye tentu melibatkan kaum kapitalis, entah mereka sendiri yang maju sebagai calon penguasa atau wakil rakyat atau mereka menjadi penyokong dana bagi orang-orang yang menjadi calon. Jika mereka terpilih maka kewenangan yang mereka raih pastilah untuk kepentingan mereka sendiri, jika orang yang mereka dukung berhasil meraih kekuasaan mereka akan melakukan intervensi kebijakan yang berpihak kepada mereka. Lagi-lagi rakyat terzalimi.
Dan bahaya terbesar dari kapitalisme adalah metode penyebarannya. Kapitalisme disebarkan dengan metode pemaksaan yang berujung pada penjajahan atas suatu bangsa. Metode ini akan senantiasa dilakukan tanpa memandang siapa yang menjadi penguasa riil dalam ideologi ini. Kita bisa melihat bangsa-bangsa yang ada di bawah kendali kapitalisme dijarah kekayaannya, dibodohkan masyarakatnya, dimiskinkan penduduknya, dirusak moralnya, direntankan atas berbagai penyakit, dsb ini bisa kita lihat potretnya di negeri kita sendiri. Lalu bagi yang melawan akan diperangi secara tidak manusiawi baik secara langsung dengan tangan mereka atau melalui antek-anteknya, seperti yang terjadi di Suriah, Irak, Afghanistan, Palestina, dll. Ini artinya penjajahan akan terus berlangsung selama kapitalisme berkuasa atas dunia.
Itulah bahaya-bahaya besar yang diakibatkan kapitalisme. Bencana yang terjadi bersifat global dan dahsyat. Akibatnya jutaan orang terzalimi, miskin, kelaparan, sakit-sakitan, bodoh, amoral, konflik horizontal akibat tekanan hidup, bahkan jutaan nyawa melayang akibat genosida dan pembantaian yang sebenarnya dipicu kepentingan pribadi para kapitalis atau adanya perlawanan kepada mereka. Tentu bencana yang ditimbulkan jauh lebih berdampak besar bahayanya dari terorisme.
Maka, sudah sepatutnya masyarakat lebih waspada dan berhati-hati terhadap kapitalisme yang saat ini sedang mencengkeram negeri ini serta menolak hegemoni ideologi yang jauh lebih merusak dan berbahaya ini.
Maka, pendirian Khilafah Rasyidah yang berjalan pada metode kenabian; sesunggunya Khilafah saja yang akan menempatkan masalah ini dalam perspektif yang sebenarnya. Dan itu akan melindungi darah warganya, baik Muslim maupunnon-Muslim, melestarikan kekayaan umat, menjaga tempat-tempat suci, dan membawanya ke arena konflik internasional secara baik dan efektif untuk kepentingan Islam dan umat Islam dan merupakan perwujudan nilai-nilai Islam yang tinggi. Secara bersamaan, Khilafah akan menganggu bagi negara-negara Barat yang licik yang melakukan hasutan di antara kelompok-kelompok Muslim dan orang-orang mereka. Khilafah akan mencegah terjadinya pengkhianatan mereka terhadap umat dan kebijakan jahat mereka yang membuat situasi yang anomali yang menyeret umat Islam dari satu perangkap ke perangkap yang lain dan dari satu masalah ke masalah yang lain di mana saja mereka bisa menaklukkan umat Islam.
(*/arrahmah.com)