(Arrahmah.com) – Sabtu (14/5/2016) sekitar pukul 09.45 WIB. Seorang bayi berusia satu bulan dilempar oleh ibunya Fitroha (30) dari lantai 3 Mal Bekasi Junction, Kota Bekasi. Nyawa bayi bernama Anindita Aprilia itu tidak dapat terselamatkan meski sempat dilarikan ke rumah sakit. Seperti yang disampaikan oleh Kasubag Humas Polres Bekasi Kota, Iptu Puji Astuti, korban dijatuhkan ibunya sendiri dari lantai 3 Mal Bekasi Junction. Bayi mungil itu pun tidak sadarkan diri seketika tubuh kecilnya membentur lantai. Dari hasil olah identifikasi diketahui kepala korban bengkak diduga remuk di bagian dalam akibat benturan.
Sementara tersangka mengaku membunuh anaknya karena terhimpit masalah ekonomi. Pendapatan suaminya yang merupakan produsen tempe menurun beberapa waktu ke belakang. Sementara kebutuhan ekonomi keluarga semakin bertambah. Anak yang pertama umur 7 tahun dan mau masuk sekolah dasar (SD).
Inilah kenyataan hidup, tidak adanya jaminan atas tercukupinya kebutuhan keluarga, kwatir tidak bisa menyekolahkan anak, kebutuhan yang semakin banyak tapi penghasilan menurun, inilah yang saat ini dirasakan oleh banyak perempuan yang mereka bertugas mengatur keuangan keluarga. Harga kebutuhan terus naik, tapi pendapatan tidak mencukupi, maka disinilah perempuan rawan mengalami stres, ditambah hubungan suami istri yang tidak kondusif, karena kesadaran suami akan kewajibanya menanggung nafkah bagi keluarga,sangat kurang. Atau pun suami sudah bekerja, tapi tetap tidak mencukupi seluruh kebutuhan pokok keluarga. Karena harga kebutuhan terus melonjak naik. Apalagi menjelang Romadhon, biasanya harga kebutuhan menyambutnya dengan melesat naik.
Kenapa fenomena bunuh diri atau membunuh dengan alasan himpitan ekonomi terjadi di negeri yang termasyur emasnya di papua ? Kenapa terjadi di negeri yang kaya ini ?
Sesungguhnya yang terjadi adalah, kekayaan negeri ini telah dikendalikan oleh segelintir para kapital(pemilik uang). Maka kekayaan negeri ini tidak terdistribusi secara merata, Jaminan kesehatan, jaminan pendidikan, bahkan jaminan bisa makan 3 kali sehari adalah milik orang yang ber-duit.
Kapitalisme adalah sebuah aturan buatan manusia dimana yang kaya, yang mempunyai uang banyak dialah yang berkuasa. Kapitalis membuat aturan karena didasarkan manfaat, sedangkan Ribawi adalah tiangnya. Inilah yang terjadi di negeri ini. Dengan mnyerahkan harga kebutuhan ke pasar, maka para kapital akan mempermainkan harga di pasar.
Maka, ada sebuah solusi yang seharusnya bisa menggantikan kapitalis ini, yakni aturan yang berasal dari yang menciptakan manusia, yakni Alloh SWT. Sistem ekonomi Islam menjamin akan terpenuhinya kebutuhan pokok untuk seluruh masyarakat. Karena asas sistem ekonomi Islam bukanlah manfaat maupun ribawi.
#yukembalikesyariatislam#
Husna, Pemerhati remaja dan keluarga, Gresik.
(*/arrahmah.com)