LONDON (Arrahmah.com) – Ketakutan bahwa Ikhwanul Muslimin akan mengubah Mesir menjadi negara Islam merupakan ketakutan tidak berdasar, dengan alasan bahwa esensi Syariah sudah ada dalam konstitusi Mesir, seorang pemimpin kelompok itu mengatakan, kutip UPI pada Selasa (24/5/2011).
“Jika Anda pergi ke pengadilan di Mesir, mereka menerapkan Syariah pertama. ini lebih dari cukup bagi kami,” kata Dr Ashraf Abdel Ghaffar, salah satu pemimpin IM yang baru-baru ini disahkan, seperti dilaporkan harian Istanbul, Hurriyet, dalam sebuah wawancara yang diterbitkan Senin (23/5).
Namun, ia melanjutkan, jika Ikhwanul Muslimin memegang kekuasaan, partainya hanya akan sedikit mempertimbangkan mengenai industri pariwisata dinilai bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku di Mesir.
“orang Mesir adalah orang-orang beragama, baik Muslim atau Kristen, Kami tidak bisa membiarkan hal-hal yang tidak sesuai dengan nilai-nilai agama, seperti membiarkan orang-orang berkeliaran tanpa busana di tempat ramai atau perjudian di kasino,” kata Abdel Ghaffar.
“Tapi siapa pun yang ingin datang ke Mesir untuk mengunjungi piramida atau Alexandria, kami akan selalu menyambutnya dengan baik.”
IM berencana untuk memisahkan antara kelompok sayap politiknya dengan organisasinya sendiri. Abdel Ghaffar mencatat bahwa Partai Kebebasan dan Keadilan (sayap politik IM) juga memiliki calon legislatif dari Kristen dan nama yang akan diajukan sebagai calon Wakil Presiden Mesir, Dr. Rafik Habib, adalah juga seorang Kristian.
“Partai Kebebasan dan Keadilan akan bekerja tanpa campur tangan dari IM,”katanya.
Abdel Ghaffar ditangkap oleh rezim Mubarak pada tahun 2009 dan dirilis pada tahun 2010. Sejak saat itu, ia telah tinggal di London. (althaf/arrahmah.com)