(Arrahmah.com) – Segala puji bagi Allah Subhanahu wa Ta’ala, shalawat serta salam kepada Nabi Muhammad ﷺ, keluarga-keluarganya, para sahabatnya dan kepada para pengikutnya, amma ba’du :
إِنَّهَا سَتَأْتِي عَلَى النَّاسِ سِنُونَ خَدَّاعَةٌ يُصَدَّقُ فِيهَا الْكَاذِبُ وَيُكَذَّبُ فِيهَا الصَّادِقُ وَيُؤْتَمَنُ فِيهَا الْخَائِنُ وَيُخَوَّنُ فِيهَا الْأَمِينُ وَيَنْطِقُ فِيهَا الرُّوَيْبِضَةُ قِيلَ وَمَا الرُّوَيْبِضَةُ قَالَ السَّفِيهُ يَتَكَلَّمُ فِي أَمْرِ الْعَامَّةِ
“Sesungguhnya akan datang suatu zaman yang penuh dengan tipu daya dan muslihat. Para pendusta dipercaya dan orang yang jujur didustakan. Para pengkhianat diberi amanah, dan para “ruwaibidhah” telah mulai mengangkat suara.” Para sahabat bertanya; “Siapakah ruwaibidhah itu?”. Rasulullah ﷺ bersabda; “Mereka itu adalah orang-orang bodoh yang berbicara tentang perkara (besar) yang menyangkut kepentingan orang banyak.” [HR. Ahmad]
Tiada henti-hentinya juru bicara kaum neo khawarij, cucu Ibnu Muljim mencela kaum muslimin, pernyataan terakhirnya berjudul “Maaf Wahai Amir Al Qaeda”, luarnya terlihat seperti nasehat namun di dalamnya adalah penipuan dan dendam, serta kebencian dan kebohongan. Di dalamnya ia menyanyikan tuduhan kekeliruan, pembohongan dan penipuan terhadap akal yang lemah dari para pengikutnya, prajuritnya dan anggotanya yang lengah. Pernyataan ini ia lontarkan setelah umat ini menerima banyak debu penipuan, kebohongan dan distorsi dari jamaahnya. Untuk meringkas jawaban atas pernyataannya, saya akan membuat 3 topik.
PERTAMA
Penyimpangan manhaj Al Adnani dalam pernyataannya kali ini sungguh terlihat jelas sebagaimana ia juga dengan jelas menuduh pihak-pihak lain sebagai orang yang menyimpang. Yang paling jelas terlihat adalah penolakannya terhadap pemberlakuan hukum Allah. Sesungguhnya kamu wahai Al Adnani, telah diperintahkan oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala agar menghentikan seluruh seruanmu dan berhukum kepada hukum Allah baik pihakmu maupun pihak yang berseberangan denganmu. Mengapa kamu enggan tunduk kepada hukum Allah dan syariat-Nya dengan tunduk kepada Mahkamah Syariah Independen? Mahkamah tersebut menegakkan keadilan dengan tegas, seluruh umat meridhainya sebagaimana pihak-pihak yang memusuhimu juga ridha terhadapnya. Mengapa kamu mengomentari mahkamah tersebut dengan kalimat:
“Dan adapun mahkamah independen yang Anda tuntut, maka kami katakan kepadamu: Sesungguhnya ini adalah hal yang tidak mungkin, bahkan mustahil, bahkan ia adalah permintaan yang tidak bisa dilakukan yang mirip khayalan, mengapa?!
Karena Anda telah memecah belah kaum Muslimin menjadi dua kubu yang tidak ada kubu ketiga; satu kubu bersama Daulah dan Ansharnya, dan satu kubu lagi bersama pihak-pihak yang menuntut mahkamah independen, sedangkan di muka bumi ini tidak ada lembaga independen yang layak lagi diridhai oleh kedua pihak”.
Demi Allah, sungguh mengherankan dirimu! Bagaimana mungkin kamu membenarkan penolakanmu terhadap pemberlakuan hukum Allah hanya karena orang yang berseberangan denganmu menuntut pendirian mahkamah syariah independen?!
Bagaimana bisa kamu mengatakan bahwa di muka bumi ini tidak ada lembaga independen yang layak lagi diridhai oleh kedua pihak?!
Di manakah para ulama umat ini, para komandan, para mujahidin serta orang-orang yang terhormat dan orang-orang baik? Di kubu manakah kalian posisikan mereka wahai para ghulat penumpah darah? Di kubu Daulah khayalan dan Daulahnya orang-orang bodoh ataukah di kubu kelompok yang memusuhi kalian yang kalian sebut shahawat?
Jujurlah kepada umat jika kalian memang kumpulan para lelaki layaknya singa sebagaimana yang sering kalian gembar-gemborkan!
Kemudian bagaimana bisa kalian menyifati orang yang terlebih dahulu dalam berhijrah dan berjihad dengan sebutan pemecah belah barisan kaum Muslimin?!
Semua orang tahu siapa sebenarnya yang memecah belah barisan kaum Muslimin dan menikam jihad di bumi Syam dengan masuknya mereka ke dalamnya dan merusaknya dengan sikap ghuluw serta kejahatan mereka yang mengerikan.
KEDUA
Orang bodoh yang pendengki dan penebar fitnah kepada ahli ilmu yang senior dan para ulama mujahidin beserta komandan mereka ini membuat onar dengan mendongkel pemikiran dan perkataan para ulama dan para pemimpin serta ijtihad mereka dalam menetapkan permasalahan ilmiyah, siyasah syar’iyyah dan perihal baik-buruk dalam pengelolaan urusan keumatan serta perkataan para ulama dalam konteks melawan hawa nafsu dan ajakan untuk menjauhi konflik dan pertikaian.
Contohnya seperti permasalahan mengkafirkan seluruh kaum syiah tanpa terkecuali dan permasalahan udzur jahl yang para fuqaha’ terdahulu maupun kontemporer masih berbeda pendapat di dalamnya, juga seperti persoalan fiqh jihad dan perjanjian damai, atau juga persoalan tingkatan nasehat, dakwah dan melunakkan hati yang konteksnya harus dibedakan antara penerima kebenaran dengan yang mengingkarinya serta dengan orang yang memusuhinya. Juga persoalan bagaimana cara memperhitungkan kekuatan dan kelemahan sehingga dapat menerapkan cara dan strategi peperangan yang tepat di waktu yang tepat pula.
Semua itu sebenarnya telah diketahui oleh sang pendengki ini bahwa sudah ditetapkan sebagai manhaj Al Qaeda sejak masa kepimimpinan Syaikh Usamah bin Ladin. Namun para anak keturunan Ibnu Muljim tersebut tidak berani mengutarakannya karena kapasitas mereka masih kecil dan remeh saat itu. Syaikh Usamah lah yang memberikan mandat kepada Syaikh Azh Zhawahiri agar beliau menjadi sebaik-baik pengganti bagi dirinya. Syaikh Usamah jugalah yang telah menawarkan gencatan senjata kepada negara-negara Uni Eropa, karena itu merupakan mushthalah syar’i yang telah ditetapkan sejak zaman Nabi dan merupakan bagian dari Syariat Islam yang tidak akan mereka ambil dan terapkan kecuali apa yang menurut mereka cocok dengan hawa nafsunya, seperti yang terjadi baru-baru ini, yaitu gencatan senjata dan tawar-menawar uang dengan konvoi pasukan Turki yang ingin melindungi area taman pemakaman Sulaiman Syah!!
Dan Syaikh Usamah – wahai orang yang amat pendusta lagi sombong yang mengklaim mengikuti jalan beliau dan menfitnah teman dekatnya – adalah orang yang menghentikan kegiatan operasi mujahidin di tanah Haramain dan memerintahkan mereka untuk meninggalkan negeri tersebut. Maka atas dasar apa kalian pada hari ini terus-menerus memusuhi Syaikhnya para mujahidin itu? Apakah karena kedengkian kalian disebabkan sejumlah pihak yang berseberangan dengan kalian memilih menjauhi kalian ketika kalian dengan segala kebodohan dan ketololan mengajak manusia bergabung dengan jamaah kalian?
Kemudian ada apa denganmu orang yang amat pendusta lagi sombong? Apa engkau merasa jenuh dan tidak lagi memberikan kekuatanmu untuk menggulingkan dan menghapuskan rezim Nushairiyah dari bumi Syam dan juga memberikan pertolonganmu kepada orang-orang Islam di tanah Haramain, Mesir, Libya, Tunisia dan negara-negara lain?
Kemudian wahai penumpah darah, wahai orang yang selalu menuntut orang-orang selain golonganmu agar menampakkan permusuhan terhadap para thaghut, apa pendapatmu tentang masyarakat muslim awam yang pura-pura menangis di depan para thaghut tersebut? Apa pendapatmu tentang orang yang tidak mengkafirkan Muhammad Mursi? Kemudian apa pendapatmu tentang orang yang memasuki bilik suara dan ikut serta dalam pemilihan umum?
Kami juga memanggilmu wahai ekstrimis dan penumpah darah, wahai orang yang mengkhutbahi (Syaikh Aiman,-ed) sang hakim yang berada di gunung keimanan dan jihad dengan perkataan : “…kami mengajakmu untuk memperbaiki manhaj-mu dengan terang-terangan mengkafirkan rafidhah yang musyrik lagi najis itu, dan terang-terangan menvonis murtad militer Mesir, Pakistan, Afghanistan, Tunisia, Libya, Yaman dan yang lainnya dari kalangan bala tentara thaghut dan pembela mereka, serta mengganti penyebutan kepada mereka dari sebutan ‘Mutaamrikin’ (Pro Amerika) dan sebutan-sebutan lainnya dengan penyebutan sebagaimana penyebutan Rabb semesta alam, seperti thawaghit, kuffar dan murtaddin, dan tidak boleh mempermainkan hukum-hukum dan kata-kata syari, seperti ucapanmu: ‘Pemerintahan yang rusak’, ‘Konstitusi yang batil’ dan ‘Militer Mutaamrikin (secara harfiah adalah: Keamerika-amerika-an, yaitu Pro Amerika)’…”
Kami mengajakmu wahai dajjal pembuat makar agar engkau menamakan para shahawat di Syam dan Iraq dengan menggunakan nama-nama dan istilah-istilah syar’i serta mengajakmu untuk menanggalkan taqiyah dan sikap berkelit mu itu wahai para pahlawan!! Wahai singa yang lapar!! Kami juga mengajakmu bersama para pengikutmu yang juga penumpah darah di manapun mereka berada agar berterus terang dan menjelaskan hukum Allah yang kalian usung terhadap para pemuka dari kalangan militer. Sebagaimana kami juga menyeru kepadamu agar menjelaskan tentang keadaan Imarah Thaliban Al Islamiyah beserta para pemimpinnya, yang mana mereka membuka kedutaannya di Negara Qatar dan bermuamalah dengan orang-orang kafir dan murtad demi mencari solusi dan menyelesaikan persoalan-persoalan di negeri mereka, maka apa pendapatmu tentang mereka dan orang-orang yang berbai’at kepada mereka, berperang dan membunuh bersama mereka di dalam jihad mereka beberapa tahun silam (pengusiran Uni Soviet)? Padahal engkau mengklaim bahwa engkau mengambil qudwah dan uswah dari mereka?!
KETIGA
Ini adalah tentang seberapa besar kadar kebohongan, rasa tidak tahu malu dan kekurang ajaran dari sang jubir dan penyair kaum khawarij, dia telah menyifati Al Qaeda dan syaikhnya dengan sifat dan julukan yang bahkan belum pernah dilontarkan oleh para thaghut beserta corong media mereka, propagandis dan pemberi kebijakan mereka. Maka agar ia dan para pengikutnya yang suka menumpahkan darah tersebut merekam baik-baik perkataannya :
“Hendaklah sejarah mencatat bahwa Iran berhutang budi kepada Al Qaeda”!!
“Karena sesungguhnya para prajurit Jabhah Al Jaulani dan para prajurit Jabhah Abu Khalid As Suri justru mengatakan “Syaikh telah pikun atau ngawur” setelah pernyataan Anda yang terakhir”!!
“Syaikh Usamah telah menyatukan mujahidin di atas satu kata, namun Anda justru mencerai-beraikannya, memecah-belahnya dan memotongnya berkeping-keping!!”
“Bahkan seandainya Allah menakdirkan bagi Anda sekalian untuk menginjakkan kaki di bumi Daulah Islamiyyah maka tidak ada jalan bagi Anda sekalian kecuali Anda sekalian membai’at-nya dan menjadi prajurit-prajurit bagi Amir-nya Al Qurasyi..!!”
Sejak kapan Imamahnya tersebut merupakan Imamah syariah yang shahih dan diakui oleh jumhur kaum Muslimin dan dewan Ahlu Al Halli wal Aqdi mereka?! Sejak kapan Daulah bayangannya tersebut berhasil melengkapi segala persyaratan, segala deksripsi dan segala sarana untuk menjadikannya sebuah negara yang dapat diterima oleh syar’i dan akal?
Kemudian wahai orang yang amat pendusta lagi sombong, apakah engkau telah memastikan terlebih dahulu kepada imam serta khalifahmu sebelum engkau memutuskan untuk menolak tuntutan umat dan hakim mereka terhadap jamaahmu agar bersedia untuk tunduk di bawah hukum Allah dan syariatnya di dalam mahkamah syariah independen?
Engkau berkata: “Kemudian maukah Anda sekalian saya tunjukkan kepada suatu yang lebih baik dan lebih mudah? (lebih mudah dari tunduk kepada mahkamah syariah independen,–pent) Hal yang bila dilakukan oleh kaum Muslimin tentu mereka beruntung sekali. Bukankah di tengah kaum Muslimin ini ada orang yang shalih? Bukankah di tengah kaum Muslimin ada pria yang pantas? Bukankah di tengah kaum muslimin di muka bumi ini ada pria yang dewasa yang dipilih oleh kaum muslimin, dimana dia mengumumkan di muka khalayak ramai pengingkarannya terhadap thaghut, sikap bara’ dari kekafiran dan syirik dan para pelakunya, dan dia mengumumkan kebenciannya kepada mereka dan sikap perangnya terhadap mereka, lalu kita membai’atnya di atas hal itu dan menjadikannya sebagai khalifah”.
Pertanyaan saya, apakah Al Baghdadi telah memeriksa seluruh apa yang telah engkau sebutkan? Apakah komandan perangmu telah memeriksa dan memastikan orang-orang kafir dan musyrik yaitu konvoi pasukan Turki yang memasuki Suriah atas persetujuan jamaahmu untuk menjaga kuburan dan tempat ziarah tersebut?
Apakah imam-mu telah memastikan bahwa ia mentaati Allah dengan bermaksiat terhadap perintah makhluk-Nya (Al Qaeda)? Yaitu tidak menahan diri dari menyerang kaum musyrikin Rafidhah di Iran? Apakah imam-mu telah memastikan bahwa jamaah-nya telah benar-benar mengkufuri thaghut partai Ba’ats yang telah berlindung di bawah naungannya selama puluhan tahun?
Kemudian setelah semua itu engkau mulai menyifati Syaikhnya para mujahidin ini bahwa ia tidak pernah menyumbangkan apapun terhadap Daulah dan engkau menyifati Syaikh yang agung, yang jenggotnya telah beruban dan tulangnya telah rapuh ini seiring hijrah dan jihad yang ia tempuh, bahwa beliau telah dipermainkan oleh gerombolan hyena, pengkhianat dan orang-orang licik, dan seterusnya.
Sungguh hancur engkau, sungguh celaka engkau! Ketahuilah sesungguhnya hyena sebagaimana yang mereka sifati itu lebih suci dari anjing-anjing neraka. Kaum muslimin tidak akan tertipu dengan trikmu dan perkataanmu yang meluap-luap dan penuh kebohongan, “Prajurit rendahan layaknya saya sebenarnya tidak pantas membantah terhadap orang semacam Anda, terhadap Amir Al Qaeda”.
Sedangkan sikap adil dan fair yang engkau perlihatkan dalam perkataanmu yang berikut ini, maka sungguh engkau telah berkata jujur walaupun engkau sedikit berkata dengan kejujuran :“Sesungguhnya perselisihan antara Daulah Islamiyyah dengan Qiyadah Tandhim Al Qaeda adalah perselisihan manhaj sebagaimana yang telah dikatakan oleh amir tandhim sendiri di dalam sesinya yang terakhir bersama As Sahab media, inilah dia permasalahannya, dan ini bukan masalah bai’at siapa kepada siapa dan keafiliasian siapa kepada siapa”.
Maka itulah kebenaran, yaitu yang memisahkan kalian dengan ahlus sunnah wal jamaah, kebenaran tidak memisahkan kalian dengan apapun seperti ikatan keorganisasian dan lain sebagainya. Itulah kebenaran, yang kelak umat Islam akan berdiri di hadapan Allah Subhanahu wa Ta’ala, berhujjah dengannya dan dengan darah, kehormatan dan harta yang dirampas karena kalian membiarkannya dan tidak menghukum pelakunya serta menyetujui perbuatan tersebut.
Inilah yang dapat saya tulis dalam kesempatan saya yang sempit, tulisan mengenai perkataan dari pengkhutbah kaum neo khawarij, Abu Muhammad Al Adnani, sang juru bicara resmi jamaah ISIS, yang saya memohon kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala agar mencukupkan keburukan yang ditimpakan jamaah tersebut kepada kaum Muslimin dan mencukupkan perbuatannya terhadap agamanya, karena sesungguhnya Allah merupakan Wali bagi kaum muslimin dan mampu melakukan hal tersebut.
Saudara kalian, hamba yang fakir
Abu Usamah Al Adnani
(muqawamahmedia/arrahmah.com)