IDLIB (Arrahmah.com) – Sedikitnya lima tentara Turki telah tewas dan banyak lainnya terluka dalam serangan yang dilancarkan oleh pasukan rezim Asad di provinsi barat laut Idlib pada Senin (10/2/2020), menurut pernyataan Menteri Pertahanan Turki.
Serangan datang sepekan setelah serangan serupa terjadi di wilayah yang sama yang membunuh sedikitnya tujuh tentara Turki dan seorang kontraktor sipil yang bekerja dengan militer Turki, serta melukai puluhan lainnya, lansir Zaman Alwasl.
Pekan lalu, penembakan oleh pasukan rezim menewaskan delapan personil militer Turki, mendorong pasukan Turki untuk menyerang balik. Eskalasi ini meningkatkan kekhawatiran tentang kolaborasi masa depan antara Ankara dan Moskow, yang telah mendukung pihak-pihak yang berlawanan dalam perang meskipun ada upaya bersama untuk meredakan kekerasan.
Presiden Turki Tayyip Erdogan mengancam pada Rabu untuk mengusir pasukan rezim Asad di Idlib kecuali mereka menarik diri pada akhir bulan untuk membendung serangan.
Erdogan mengatakan dua dari 12 pos pengamatan Turki, yang didirikan di sekitar “zona de-eskalasi” di wilayah barat laut Suriah, Idlib, sebagai bagian dari perjanjian 2017 dengan Rusia dan Iran, sekarang berada di belakang garis depan rezim Suriah.
Senin berdarah
Bombardir oleh rezim Asad dan Rusia di Idlib dan Aleppo telah membunuh 29 warga sipil dalam satu hari, menurut Observatorium Suriah untuk Hak Asasi Manusia (SOHR), kelompok pemantau yang berbasis di Inggris.
Enam anak termasuk dalam sembilan korban tewas dalam serangan di desa Abin Semaan di Aleppo, lanjut SOHR.
Lima orang termasuk dua kakak beradik, tewas dalam serangan yang menghantam Kafr Nouran di barat kota Aleppo.
Dua lainnya tewas dalam serangan bom barel di kota Atareb di Aleppo selatan, sementara tiga pengungsi tewas di desa Al-Sheikh ali di Aleppo barat. (haninmazaya/arrahmah.com)