YAMAN (Arrahmah.com) – Tiga orang di selatan Yaman gugur dalam serangan drone AS pada Sabtu (29/12/2012), serangan drone keempat dalam sepekan ini.
Pejabat boneka Yaman mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa ketiga korban diduga “militan,” sebagaimana dilaporkan News.com.au.
Menyembunyikan fakta
Rezim boneka Yaman sering menyembunyikan fakta ketika drone AS membunuh para warga sipil dengan mengklaim korban adalah mujahidin AQAP, hal ini dikonfirmasi oleh warga sipil dalam laporan yang dipublikasikan oleh Washington Postpada Selasa (25/12).
Contohnya, pada kasus serangan drone 2 September lalu, di mana sebuah truck Toyota berpenumpang 14 orang sedang berjalan dari kota Radda, salah satu kota yang dikuasai oleh Mujahidin AQAP, tiba-tiba dihantam oleh rudal dari langit yang langsung meledakkan mobil tersebut.
11 penumpang dilaporkan meninggal di tempat, termasuk seorang wanita dan anak perempuannya yang baru berusia 7 tahun. Seorang anak laki-laki 12 tahun juga termasuk korban tewas pada hari itu, dann kemudian pria lainnya meninggal akibat luka yang dideritanya.
Pemerintah boneka Yaman pada awalnya mengatakan yang terbunuh adalah “militan” Al-Qaeda dan yang melakukan serangan adalah jet pemerintah Yaman. Tetapi para tetua suku setempat dan pejabat rezim yang jujur mengatakan bahwa itu adalah serangan drone AS dan semua korban yang gugur adalah warga sipil tak bersalah yang tinggal di desa dekat kota Radda.
“Tubuh mereka terbakar,” kenang Sultan Ahmad Muhammad (27), yang turut menumpang mobil tersebut yang selamat karena terlempar ke hamparan pasir.
Seluruh warga Muslim Yaman setempat marah terhadap rezim Yaman dan teroris Amerika. Mereka mendukung perjuangan Al-Qaeda, karena Al-Qaeda berjihad melawan Amerika. (siraaj/arrahmah.com)