TOKYO (Arrahmah.com) – Seorang pengurus masjid Tokyo di Jepang, Shimoyama Shigeru (66) meragukan kehalalan produk makanan di Jepang. Menurutnya, pengusaha makanan di Jepang hanya berorientasi pada keuntungan semata, dan sering mengabaikan aspek kehalalan produk yang sesuai syariat Islam.
“Saya lihat label halal itu yang kini mulai berkembang di Jepang sudah mulai salah langkah. Yang penting ada label tersebut dan barang bisa laku dan laris terjual. Uang saja yang ada di otak banyak pengusaha Jepang. Jadi economic animal pun masih berlangsung hingga kini,” kata Shimoyama Shigeru (66) Pengurus Masjid Tokyo Camii dan Turkish Culture Center kelahiran Perfektur Okayama, khusus kepada Tribunnews.com, Kamis (7/5/2015) di Masjid Camii.
Shimoyama takut seandainya hal ini berlangsung terus maka muncul dengan mudah label dan sertifikat palsu.
“Yang penting ada sertifikat halal selesai. Kalau sudah demikian bahaya sekali. Bisa jadi bumerang, orang Jepang akan benci pada Islam. Padahal mereka sendiri yang tak mau belajar dan tak mau mengerti mengenai Islam. Hanya mikir bukan babi, bukan alkohol, halal label terima ya sudah. Repot kalau sudah demikian,” katanya.
Islam itu sebenarnya sangat bagus, sangat bersahabat, omotenashi atau ramah terhadap setiap orang.
“Itulah sebabnya kita perlu mempelajari dan memahami dengan baik, bukan hanya kulit luarnya saja dan asal terima label halal lalu selesai,” ujar Shimoyama yang mengaku bisa membaca Al Quran, dan sejak usia 27 tahun telah menjadi seorang Muslim. (azm/arrahmah.com)