WASHINGTON (Arrahmah.com) – Penasihat presiden AS Jared Kushner mengatakan pada Minggu (2/2/2020) bahwa jika Palestina tidak dapat memenuhi persyaratan rencana perdamaian Timur Tengah baru yang ia buat, ‘Israel’ tidak boleh mengambil “risiko untuk mengakui mereka sebagai negara”.
Rencana yang disusun oleh Kushner, menantu Presiden Donald Trump, dan diresmikan pada Selasa pekan lalu disambut hangat oleh ‘Israel’ tetapi diberhentikan oleh Otoritas Palestina bersama dengan yang lainnya di wilayah tersebut, termasuk Liga Arab.
Kushner menyatakan pada CNN bahwa wilayah Palestina sama dengan “negara polisi … bukan demokrasi yang berkembang pesat.”
“Untuk Palestina, jika mereka ingin rakyatnya menjalani kehidupan yang lebih baik, kami sekarang memiliki kerangka kerja untuk melakukannya,” paparnya.
“Jika mereka tidak berpikir mereka dapat menegakkan standar ini, maka saya kira kami tidak bisa membuat ‘Israel’ mengambil risiko untuk mengakui mereka sebagai sebuah negara.”
Trump mengungkapkan rencana itu dalam acara Gedung Putih yang dihadiri oleh Perdana Menteri ‘Israel’ Benjamin Netanyahu, yang memuji itu sebagai “rencana besar bagi ‘Israel’ … (dan) rencana besar untuk perdamaian”. (Althaf/arrahmah.com)