MARYLAND (Arrahmah.id) – Para orang tua dari siswa menggelar aksi unjuk rasa di depan markas besar Montgomery County Public Schools (MCPS) di Rockville, Maryland, Amerika Serikat (AS).
Demonstrasi yang digelar pada Jumat (9/6/2023) tersebut memprotes kebijakan MCPS yang menghapus otoritas orang tua siswa untuk memilih agar anak-anak mereka keluar saat pelajaran yang mempromosikan lesbian, gay, biseksual, transgender, queer, dan lainnya (LGBTQ+) tengah diajarkan di sekolah.
Para demonstran menyuarakan pendapat mereka saat Dewan MCPS bertemu untuk membahas masalah tersebut.
Video yang di-posting di media sosial oleh jurnalis video independen Ford Fischer menunjukkan sejumlah demonstran yang menentang perubahan peraturan berkumpul di luar ruang pertemuan sambil membawa spanduk bertuliskan slogan-slogan seperti “pulihkan opsi keluar” dan “tolong akomodasikan, hormati, dan lindungi kebebasan beragama kami”.
Para demonstran anti-LGBT tersebut berhadapan dengan sekelompok pengunjuk rasa pro-LGBT yang jauh lebih sedikit jumlahnya yang mengibarkan bendera Pride, sementara salah satu dari mereka mengangkat spanduk bertuliskan “Jaga MCPS Bebas Dari Kebencian”.
Menurut Fischer, 30 orang dari masing-masing pihak diizinkan masuk ke pertemuan tersebut, memicu kemarahan dari para demonstran anti-LGBT yang merasa jumlah mereka memerlukan lebih banyak perwakilan.
Fischer tersebut mengklaim seorang pembicara Muslim menggambarkan mengakhiri penolakan sebagai “intoleransi komunitas agama”, dengan mengatakan, “Kami mengidentifikasi diri dengan agama kami. Anda harus adil dan setara dalam menerima identitas yang berbeda. Silakan aktifkan kembali penolakan karena itu adil, sama, dan menghormati semua.”
Salah satu pembicara membawa Al-Qur’an untuk menyatakan “Sama seperti tidak adil untuk mengatakan bahwa Anda membenci Yesus jika seseorang belum membaca kitab karena dia ada di dalamnya, tidak adil untuk percaya bahwa mereka yang ingin ‘keluar’ berasal dari kebencian pada kaum LGBT.”
Secara terpisah, tiga keluarga telah meluncurkan tindakan hukum terhadap Pengawas dan Dewan Pendidikan Montgomery County Monifa McKnight karena mengakhiri pilihan keluar, yang menurut mereka melanggar hak-hak mereka berdasarkan Amandemen Pertama.
Gugatan tersebut mengeklaim beberapa buku inklusif LGBTQ+, seperti “Pride Puppy dan Love, Violet” telah ditambahkan ke dalam kurikulum.
Pada bulan April, beberapa kelompok masyarakat mulai memboikot Bud Light sebagai respons karena merek mereka bekerja dengan influencer transgender Dylan Mulvaney.
Bud Light sebelumnya juga telah diboikot karena memasukkan barang-barang LGBTQ+ yang dipasarkan untuk anak-anak sebagai bagian dari rangkaian Pride Month.
Kurikulum yang mempromosikan LGBTQ+ di sekolah telah menjadi topik hangat di seluruh Amerika Serikat.
Sebelumnya, pada Selasa (6/6) terjadi bentrokan di Glendale, California, antara demonstran yang anti-LGBT dengan demonstran yang pro-LGBT. Bentrokan tersebut terjadi saat Dewan Glendale Unified School District bertemu untuk membahas pengakuan Juni sebagai Pride Month (Bulan Kebanggaan).
Sederhananya, “Pride Month” adalah bulannya LGBT. Di bulan tersebut, pelaku LGBT maupun aktivis pendukung LGBT melakukan perayaan dan peringatan tentang kebebasan LGBTQ+. (rafa/arrahmah.id)