SURIAH (Arrahmah.com) – Pemimpin politik senior Aldar Khalil mengatakan Kurdi akan menerima pengerahan pasukan PBB di sepanjang garis pemisah antara pejuang Kurdi dan pasukan Turki untuk menangkal serangan yang mengancam.
“Pilihan lain tidak dapat diterima karena melanggar kedaulatan Suriah dan kedaulatan wilayah otonomi kami,” klaim Khalil kepada AFP pada Rabu (16/1/2019).
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan pada Selasa (15/1) bahwa Ankara akan membentuk “zona keamanan” di Suriah utara yang disarankan oleh Presiden AS Donald Trump.
Komentar Erdogan datang sehari setelah dia melakukan percakapan telepon dengan Trump untuk meredakan ketegangan setelah pemimpin AS mengancam akan “menghancurkan” perekonomian Turki jika Ankara menyerang pasukan Kurdi di Suriah.
Turki menyambut baik rencana penarikan sekitar 2.000 tentara AS dari Suriah, tetapi masa depan milisi Kurdi yang didukung AS yang dilabeli teroris oleh Ankara, telah meracuni hubungan kedua negara.
Ankara menganggap YPG (milisi Kurdi di Suriah) sebagai cabang dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK) yang telah melancarkan pemberontakan mematikan terhadap Turki sejak 1984.
Pemimpin Kurdi Suriah mengatakan dia menyesali proposal AS untuk memberikan Turki kendali atas “zona keamanan”.
“Sayangnya, Trump ingin menerapkan wilayah aman ini melalui kerjasama dengan Turki. Tetapi peran apa pun untuk Turki akan mengganggu keseimbangan dan wilayah itu tidak akan aman,” klaim Khalil.
“Sebaliknya, Turki adalah pihak (dalam perselisihan) dan pihak mana pun tidak dapat menjamin keamanan.”
Tentara Turki telah meluncurkan dua operasi besar di Suriah, Perisai Eufrat pada 2016 yang menargetkan ISIS dan milisi Kurdi Suriah dan Cabang Zaitun pada 2018 yang menargetkan milisi Kurdi. (haninmazaya/arrahmah.com)