MALA QARA (Arrahmah.com) – Sepasang kendaraan lapis baja yang diparkir di sudut markas Peshmerga di Irak utama disebut-sebut menjadi pengingat akan ancaman yang dihadapi wilayah tersebut oleh ISIS.
“Mereka penuh dengan bahan peledak ketika kami menangkapnya,” klaim Komandan Peshmerga Kurdi, Jenderal Sirwan Barzani, ketika ia membahas pertempuran pasukannya dua tahun lalu melawan Daulah Islamiyah atau yang lebih dikenal dengan ISIS, seperti dilansir Al Jazeera pada Kamis (7/2/2019).
Pejuang ISIS datang dari Erbil, ibu kota wilayan semi-otonomi Kurdi di Irak utara sebelum Peshmerga mengklaim telah mengalami kemenangan terus-menerus dan merebut kembali kendali kota-kota di wilayah tersebut dari 2014 hingga 2016.
Sementara ISIS sejak saat itu telah diusir dari Mosul dan kota-kota lain di Irak utara, mereka masih aktif di daerah itu, ujar Barzani.
Garis depan Peshmerga terletak di sepanjang punggung bukit yang membentang ke utara dari kota Makhmur, sekitar 65 km dari barat daya Erbil, menuju ke Gwer, di belakangnya para pejuang ISIS bersembunyi di gua-gua dan di permukaan tebing di bukit curam, ujar Barzani.
“Itu adalah medan yang membuatnya sulit untuk mengusir mereka.”
Operasi militer tahun lalu untuk membersihkan wilayah hanya berhasil sebagian, ungkap Barzani. Barzani menambahkan bahwa ada kantong lain pejuang ISIS di selatan dan barat garis depan Peshmerga, tetapi daerah-daerah itu dikendalikan oleh pasukan Irak, jadi tidak ada yang bisa dia lakukan terhadap mereka.
Ada kerja sama yang tidak mudah antara militer Irak dan Peshmerga yang dikendalikan oleh Kurdi. Mereka bekerja sama melawan musuh bersama mereka, ISIS, tetapi hubungan memburuk pada Oktober 2017 ketika pasukan Irak yang didukung milisi Iran merebut kendali atas Kirkuk yang kaya minyak dan daerah-daerah lain yang diperebutkan oleh pasukan Kurdi sejak 2014.
Serangan Irak terjadi setelah referendum Kurdi tentang kemerdekaan yang oleh pemimpin Irak di Baghdad dan sebagian besar dunia dianggap ilegal.
AS, sekutu lama Kurdi Irak, tidak melakukan apa pun untuk menghentikan kemajuan militer Irak.
Dengan pengumuman oleh pemerintah Trump tentang penarikan AS dari Suriah, Barzani mengatakan dia khawatir AS akan meninggalkan Kurdi Suriah.
Mayjen Jabbar Yawar, sekretaris jenderal kementerian Peshmerga mengatakan “sangat penting bahwa AS tetap berada di Irak dan Suriah dan terus memainkan peran dalam koalisi global melawan ISIS”.
Barzani mengatakan bahwa akan memaksa para pejuang Kurdi Suriah, yang sejauh ini telah bersekutu dengan Amerika Serikat, untuk membuat kesepakatan dengan Damaskus.
“Para pejuang akan pergi ke [Bashar Asad], mereka akan memiliki perjanjian dengannya, tentu saja, sangat jelas,” ujar Barzani.
Pengumuman AS yang mengejutkan sekutu-sekutunya, menurut pasukan Kurdi, dapat merusak kekuatan yang dimiliki Pasukan Demokratik Suriah (SDF) yang dipimpin Kurdi.
Peshmerga mengklaim, argumen yang paling meyakinkan bagi AS untuk tetap tinggal adalah masih adanya kehadiran ISIS.
“Bagi kami, Peshmerga, ISIS belum selesai. Mereka masih melakukan aksi teroris terutama di daerah yang disengketakan di Kirkuk, Diyala, Salahaddin, Makhmur dan sekitar Mosul. Mereka melakukan serangan harian dan bahkan semakin kuat,” ujar Yawar.
“Bahkan pasukan SDF mengatakan bahwa pasukan AS harus tetap tinggal. Mungkin mereka kehilangan wilayah, tetapi masih ada dan berbahaya.” (haninmazaya/arrahmah.com)