BAGHDAD (Arrahmah.id) — Otoritas Irak membuka kembali Green Zone Baghdad yang dijaga ketat pada Ahad (8/1/2023). Langkah itu diambil dalam upaya untuk mengurangi kemacetan lalu lintas di ibu kota, setelah sempat ditutup dan dibuka kembali beberapa kali dalam beberapa tahun terakhir.
Mulai dini hari, otoritas Irak menghapus pos pemeriksaan dan membuka jalan utama dan terowongan yang memotong zona di tepi barat Sungai Tigris. Mobil akan diizinkan melewati daerah itu sementara truk akan dilarang, kata para pejabat.
“Green Zone, yang menampung gedung-gedung pemerintah Irak dan Kedutaan Besar AS yang luas, akan dibuka setiap hari selama 14 jam mulai pukul 05.00,” kata Mayor Jenderal Jassim Yahya kepada The Associated Press (8/1).
“Selama periode itu, semua Green Zone akan dibuka untuk umum,” lanjutnya.
Zona seluas 4 mil persegi (10 kilometer persegi) dengan pohon palem dan monumennya sebagian besar terlarang untuk umum sejak invasi AS ke Irak tahun 2003 untuk menggulingkan Presiden Saddam Hussein. Dibuka pertama kali pada tahun 2019, kemudian ditutup dan dibuka lagi beberapa kali sejak itu.
“Green Zone dibuka untuk memudahkan masyarakat tiba di tempat kerja tepat waktu,” kata Brigadir Polisi Lalu Lintas, Jenderal Muhammad Mahmoud.
Dia menambahkan, pembukaan kawasan itu diperintahkan oleh Perdana Menteri Mohammed Shia al-Sudani.
Di masa lalu, hanya warga Irak dengan lencana keamanan khusus yang bisa memasuki kawasan itu.
Daerah bertembok yang dikelilingi oleh tembok ledakan semen menjadi simbol ketidaksetaraan negara yang dibenci, memicu persepsi di antara orang Irak bahwa pemerintah mereka tidak dapat dihubungi.
“Kami telah lama menunggu Green Zone terbuka sepenuhnya,” kata warga Baghdad Usama Hassan yang bekerja di Universitas Baghdad. “Ini akan membuat hidup kita lebih mudah,” lanjutnya.(hanoum/arrahmah.id)