JAMBI (Arrahmah.com) – Kuota haji di Jambi sudah terpenuhi hingga tahun 2019, hal ini berarti kuota haji tersebut sudah terisi hingga tujuh tahun ke depan, kata Kabid Urusan Haji Kanwil Kementrian Agama Provinsi Jambi, Herman melalui Kasi perjalanan Rosita di Jambi, Kamis (9/6/2011).
“Minat umat Islam di Provinsi Jambi untuk menunaikan ibadah haji cukup tinggi, terbukti dari 2.616 kuota setiap tahun sudah terisi atau terpenuhi hingga 2019,” katanya.
Jumlah calon haji yang masuk daftar tunggu hampir mencapai 20.000 orang, dan mereka mendaftar dan menabung lewat tabungan haji di berbagai bank yang ditunjuk pemerintah. Pada musim haji 2011, sebanyak 2.616 calon haji yang sudah mendaftar dan mencicil biaya penyelenggaraan ibadah haji (BPIH), persiapan keberangkatan menuju tanah suci terus dilakukan.
Persiapan yang diutamakan saat ini adalah penuntasan penerbitan paspor, supaya bisa lebih awal mendapatkan visa dan berangkat ke tanah suci. Paspor calon haji Jambi diterbitkan di dua Kantor Imigrasi, yakni kantor Imigras Kuala Tungkal untuk calon haji berasal dari Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Tanjung Jabung Barat.
Pelayanan paspor haji oleh Kantor Imigrasi Kota Jambi untuk calon haji Kota Jambi dan tujuh kabupaten, meliputi Kabupaten Muarojambi, Batanghari, Tebo, Sarolangun, Bungo, Merangin dan Kerinci.
Sementara itu, pemberangkatan jemaah calon haji (JCH) Jambi sama pada tahun sebelumnya melalui dua embarkasi yakni Batam, Kepulauan Riau dan Padang, Sumatera Barat.
JCH wilayah barat meliputi Kota Sungai Penuh, Kabupaten Kerinci, Merangin, Sarolangun, Tebo dan Bungo di berangkatkan lewat embarkasi Padang.
Kalau di masa dulu, banyak orang ingin pergi haji tapi mendapat kendala dalam masalah uang atau kesehatan. Kalau sekarang, banyak orang mampu pergi haji tapi kendalanya datang dari kuota yang sudah penuh. Ternyata, dengan bermodalkan ‘uang banyak’, badan sehat, dan niat saja tidak cukup membuat kita bisa ‘langsung’ sampai ke tanah kelahiran Rasulullah SAW. Mungkin inilah yang disebut ‘zaman antri’, bahkan untuk beribadah pun kita harus mengantri dan tunggu giliran. (ans/rasularasy/arrahmah.com)