JAKARTA (Arrahmah.com) – Kunjungan Ketua Umum Pimpinan Besar (PB) Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Noer Fajrieansyah bersama beberapa pengurus ke Vatikan pada akhir tahun lalu, menimbulkan kecaman dari para pengurus HMI lainnya.
Ketua bidang PTKP PB HMI, Dwi Julian, menilai kunjungan beberapa pengurus HMI ke Vatikan tanpa melalui agenda dan organisasi yang jelas ternyata melukai kader. “Hati umat pun tercederai,” ujar Dwi dalam rilis.
Selain Noer Fajriansyah, para pengurus yang hadir ke Vatikan, adalah Sekretaris Jenderal (Sekjen) Basri Dodo, Wakil Sekjen bidang Hubungan Internasional Muhammad Chairul Basyar, serta Ketua bidang Hubungan Internasional Muhammad Makmoen Abdullah. Delegasi dipimpin Ketua Pelaksana Gerakan Ekayastra Unmada-Semangat Satu Bangsa, Putut Prabantoro, yang memediasi pertemuan itu dengan pihak Takhta Suci.
Dwi menjelaskan, selain kunjungan tidak ke Vatikan yang jelas itu, di bawah kepemimpinan Noer Fajriansyah, HMI dirasakan jauh dari khitah perjuangannya, yakni sebagai insan cita, insan akademis, pencipta, pengabdi, bernafaskan islam dan bertanggungjawab atas terwujudnya masyarakat adil dan makmur yang diridhoi Allah SWT.
“Beberapa khitah perjuangan telah menjauh. Untuk itu kami menyatakan mosi tidak percaya terhadap kepemimpinan saudara Noer, dan mendesaknya untuk segera mengundurkan diri,” cetus Dwi.
Bahkan,Fajri yang baru saja terpilih pada Kongres HMI di Depok November 2010 lalu dianggap telah melakukan beberapa pelanggaran terhadap garis perjuangan organisasi. Pelanggaran yang dimaksud Julian di antaranya, tidak menjaga independensi etis dan organisasitoris yang merupakan salah satu landasan organisasi HMI.
“Bahkan membiarkan tindakan oknum PB HMI melakukan tindak kekerasan terhadap Master of Training Badan Pengelola Latihan Kader III di Depok, 25 Desember 2011 lalu,” terang Dwi.
Ketua Bidang Pembinaan Aparatur Organisasi (PAO), Rijal Akbar Tanjung mengatakan dalam kepengurusan Fajri, telah terjadi intimidasi dalam persidangan pleno II PB HMI pada tanggal 23 Januari 2012 di Pulau Tidung.
“Hal tersebut terjadi ketika salah satu pengurus akan mempertanyakan beberapa hal yang bersifat prinsipil bagi organisasi. Disaksikan langsung di hadapan Ketum PB HMI, Noer Fajriansyah tanpa mengambil langkah menengani atau menenangkan forum bahkan terkesan membiarkan,” paparnya.(bilal/arrahmah.com)