Kedatangan Presiden Palestina, Mahmoud Abbas dianggap keberhasilan diplomasi Indonesia. Jika tak hati-hati, pemerintah bisa kehilangan dukungan kaum Muslim.
Kunjungan Presiden Mahmoud Abbas ke Indonesia banyak menimbulkan teka-teki. Kunjungan Abbas ke Jakarta hingga Selasa (23/10/2007) kemarin termasuk banyak melahirkan analisa politik berbagai kalangan.
Sebagaian kalangan menilai, kedatangannya ke Jakarta sebagai bentuk keberhasilan diplomasi Indonesia di dunia internasional.
“Kita harus bangga mendapatkan kunjungan kenegaraan Presiden Mahmoud Abbas, karena pada akhirnya apa yang telah diperjuangkan Indonesia selama ini yaitu mengenai konflik Palestina-Israel telah nampak membuahkan hasil,” kata pengamat masalah internasional yang juga Guru Besar Universitas Indonesia Bachtiar Aly di Jakarta, sebagaimana dikutip Kantor Berita Antara.
Menurut Bachtiar Aly, kunjungan Mahmoud Abbas tersebut menunjukkan besarnya kepercayaan Palestina pada Indonesia untuk membantu menyelesaikan konflik yang berkepanjangan antara Palestina-Israel.
“Indonesia dianggap memiliki posisi penting di dunia internasional yang pada akhirnya dapat membantu Palestina menyelesaikan masalah mereka,” katanya.
Sementara itu, pihak pemerintah Indonesia mengharapkan komponen dalam tubuh Palestina bisa saling bersatu,menyusul konflik internal yang terjadi antara kelompok Hamas dan Fatah.Dalam pertemuan dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) meminta agar masalah internal Palestina itu bisa diselesaikan dengan arif.
“Indonesia mengharapkan beliau (Presiden Mahmoud Abbas) dapat menyelesaikan masalah-masalah internal sehingga semua komponen di Palestina bisa bersatu,memiliki kohesi yang lebih baik,” papar Presiden SBY di Istana Merdeka, Jakarta,kemarin. Menurut Presiden, dengan diselesaikannya masalah internal Palestina, perjuangan negara tersebut menjadi bulat.
Nota Kesepakatan
Selain itu, dalam pertemua Presiden SBY dan Mahmoud Abbas kemarin, sempat terjadi penandatanganan enam kesepakatan kerja sama. Enam bidang yang disepakati yakni pendidikan, pemerintahan, politik luar negeri, pengembangan SDM, pemberitaan, dan pengembangan kota.
Kerja sama itu merupakan tindak lanjut dari pembicaraan antara SBY dan Abbas di sela-sela Sidang Tahunan Majelis Umum PBB dan Dewan Keamanan PBB, di New York, bulan lalu. Salah satu tindaklanjutnya adalah rencana penyelenggaraan konferensi internasional perdamaian di Timur Tengah.
Dalam kesempatan yang sama, Abbas menjelaskan bahwa pihaknya saat ini tengah melakukan komunikasi dan dialog intensif dengan Israel.Dari dialog tersebut diharapkan tercipta suatu dokumen yang akan digunakan sebagai landasan untuk konferensi-konferensi yang akan diselenggarakan.
”Dengan harapan, berikutnya akan diadakan suatu negosiasi antara Palestina dan Israel,”ungkap Abbas.
Sebagaimana diketahui, Abbas adalah Presiden Palestina dari kubu sekuler. Karena itulah, Negara-negara Barat sangat mendukungnya. Kedekatan Abbas dengan Israel, banyak membuat hubungan dukungannya di dunia Islam makin berkurang. Sebab hingga saat ini, sebagian besar Negara-negara Muslim, terutama Indonesia, tak bisa menerima bekerjasama dengan Israel, yang selama ini dianggap telah menjajah wilayah Palestina.
Jika tidak berhati-hati, sikap Mahmoud Abbas yang ‘bersahabat’ dengan Yahudi ini akan menjadi bomerang bagi Indonesia. Terutama dukungan kaum Muslim.
Sumber: Hidayatullah