DAMASKUS (Arrahmah.id) — Tiga pejabat tinggi Turki pada Kamis (13/3/2025) memulai kunjungan kerja ke negara tetangga Suriah. Dalam kunjungan tersebut Menteri Luar Negeri Hakan Fidan meminta Damaskus agar pejuang asing yang ada di Suriah dikeluarkan.
Dilansir Anadolu Agency (13/3), pada kunjungan kenegaraan itu didan ditemani oleh Menteri Pertahanan Nasional Yasar Guler dan Ibrahim Kalin, kepala Organisasi Intelijen Nasional.
Fidan diagendakan bertemu dengan Presiden Suriah Ahmad aay Syaraa, menurut laporan stasiun televisi Turki TRT.
Kunjungan Fidan ini dilakukan tiga hari setelah pemerintahan Suriah menandatangani kesepakatan dengan pimpinan Pasukan Demokratik Suriah (SDF) guna mengintegrasikan pemerintahan otonomi Kurdi ke dalam pemerintahan nasional Suriah.
Kesepakatan itu mengharuskan pembubaran kelompok-kelompok bersenjata dan pemerintahan yang akan menaungi seluruh wilayah Suriah dalam satu kesatuan, setelah tercabik-cabik selama 13 tahun perang saudara.
SDF, yang perannya dipandang sangat berarti dalam peperangan melawan kelompok militan Islamic state (ISIS), didominasi oleh pasukan dari kelompok Kurdish People’s Protection Units (YPG).
Ankara memandang YPG sebagai cabang atau kepanjangan tangan dari Partai Pekerja Kurdistan (PKK), kelompok perlawanan etnis Kurdi yang dinyatakan terlarang dan sejak 1984 mengobarkan pemberontakan terhadap Turki dengan tujuan mendirikan negara Kurdi merdeka.
Ankara, yang menekan para pemimpin baru Suriah untuk bertindak menyelesaikan isu YPG – yang menguasai wilayah cukup luas di utara Suriah yang berbatasan langsung dengan wilayah selatan Turki, memantau dengan seksama proses integrasi SDF ke dalam pemerintahan Suriah yang baru.
Sementara itu sebuah sumber diplomatik Turki mengatakan kepada AFP bahwa Turki akan menggelar pertemuan tingkat tinggi regional pada bulan April guna mendiskusikan operasi-operasi anti-ISIS.(hanoum/arrahmah.id)