Presiden Amerika Goarge Bush bertolak dari Irak setelah menyelesaikan kunjungan mendadaknya Senin kemarin (3/9/2007). Pada akhir kunjungannya ia mengumumkan kemungkinan pengurangan jumlah tentara Amerika di Irak pada perode mendatang. Namun ia menolak penarikan mundur pasukan secepatnya. Sebelum meninggalkan Irak, Bush menggelar pertemuan bersama petinggi militernya, bertempat di markas pangkalan udara di tengah padang pasir. Dalam kesempatan itu, ia mengisyaratkan kemungkinan pengurangan jumlah tentaranya di Irak. Ia menegaskan bahwa Pengurangan jumlah tentara dalam bentuk apapun tidak akan dilakukan tanpa kontrol dari markas pusat.
Bush menolak tekanan dari kongres untuk segera menarik pasukannya dari Irak. Ia juga menegaskan bahwa pengurangan jumlah tentara yang akan dilakukan sesuai dengan keputusan markas pusat dan kesuksesan yang telah dicapai, bukan karena takut atau kalah. Menurutnya mengambil keputsan lain selain pengurangan jumlah tentara, akan menambah kemungkinan serangan terhadap dalam negeri Amerika.
Bertepatan dengan kunjungan Bush ke Irak, militer Inggris menarik pasukannya dari pangkalan terakhirnya di Bashrah selatan di tengah-tengah ketegangan antara Washington dan sekutu terbesarnya Inggris, seputar kebijakan politik yang harus diterapkan di Irak.
Tentara Inggris yang brejumlah sekitar 5000 personil mulai bergerak mundur dari istana mantan presidan Irak Saddam Husain ke bandara Bashrah yang terletak sekitar 25 Km dari pusat kota.
Di lain pihak perdana mentri Inggris Gordon Brown menekankan bahwa penarikan tentara Inggris dari istana Bashrah murni berdasarkan strategi yang telah diatur, bukan karena kekalahan. Sementara itu penduduk Bashrah sangat gembira dengan penarikan mundur pasukan inggris ini, walapun terdapat beberapa ancaman bertambahnya kerusuhan di kota itu. (sinai).