KABUL (Arrahmah.com) – Tiga bom mengguncang ibukota Afghanistan, Kabul, pada Kamis (25/7/2019), menewaskan sedikitnya 15 orang, kata para pejabat, ketika pemimpin Kepala Staf Gabungan AS bertemu para pejabat tinggi AS dan NATO di kota itu.
Delapan karyawan kementerian pertambangan dan perminyakan tewas dan 27 lainnya cedera dalam serangan terhadap bus mereka, kata pejabat kementerian itu dalam satu pernyataan.
Beberapa menit setelah ledakan, seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya beberapa meter jauhnya, menewaskan sedikitnya tujuh orang dan melukai 20 lainnya.
“Pertama bom magnet yang disisipkan ke minibus meledak, kemudian seorang pembom bunuh diri meledakkan dirinya di dekat lokasi serangan bus dan ledakan ketiga terjadi ketika sebuah mobil diledakkan oleh seseorang yang tidak dikenal,” kata Nasrat Rahimi, juru bicara kementerian dalam negeri di Kabul.
“Jumlah korban tewas bisa meningkat dari ketiga ledakan itu,” katanya.
Ketua Kepala Staf Gabungan AS Jenderal Marinir Joseph Dunford juga bertemu utusan perdamaian AS untuk Afghanistan, Zalmay Khalilzad, yang memimpin perundingan dengan gerilyawan Taliban untuk mengakhiri perang selama 18 tahun.
Amerika Serikat mengklaim sedang untuk menegosiasikan kesepakatan yang akan melihat pasukan asing menarik diri dari Afghanistan dengan imbalan jaminan keamanan oleh Taliban, termasuk janji bahwa negara itu tidak akan menjadi surga yang aman bagi kelompok-kelompok ‘teror’.
Para pakar keamanan Afghanistan mengatakan para pemberontak meningkatkan serangan untuk mendapatkan pengaruh yang lebih besar dalam pembicaraan damai. Babak kedelapan diperkirakan akan dimulai bulan ini di Qatar.
Taliban juga bentrok dengan pasukan Afghanistan di provinsi utara Takhar untuk mengamankan kontrol atas pos pemeriksaan dan menangkap beberapa distrik. Kedua belah pihak mengatakan bahwa mereka telah menimbulkan kerusakan parah pada lawan mereka. (Althaf/arrahmah.com)