JAKARTA (Arrahmah.com) – Kunjungan Tantowi Yahya bersama dengan pimpinan media masa ke Israel, untuk memenuhi suatu undangan dari pemerintah setempat. Berita ini sekaligus untuk mengoreksi pemberitaan pagi tadi dengan judul “Diam-diam sejumlah anggota komisi I DPR mengunjungi Israel, termasuk Tantowi Yahya“.
Meski begitu kunjungan dia ke Israel tetap menuai protes sejumlah tokoh muslim Indonesia. Dalam pesan singkatnya kepada arrahmah.com Habib Rizieq Syihab, ketua umum FPI, menyebut, “Tantowi Yahya dan gerombolannya dalam kunjungan mereka ke Parlemen Israel tidak berhak mengatas-namakan Indonesia, karena kunjungan ilegal tersebut telah melukai hati umat Islam Indonesia.”
Lebih jauh Habib meminta BK DPR RI dan PARTAI GOLKAR harus menyidang Tantowi dan memecatnya dari anggota Komisi I DPR RI dan dari Golkar. “Bagamana bisa Tantowi menyatakan bahwa Israel tidak memusuhi Islam? Apa dia buta dan tuli, sehingga tidak tahu bahwa Israel itu menjajah negeri Islam Palestina, dan berulangkali menistakan kesucian Masjidil Aqsha, serta sering membombardir Gaza yang mengakibatkan banyak korban luka dan cacat bahkan mati dari kalangan wanita dan anak-anak umat Islam yang tidak berdosa?” Tanya Habib.
Sementara itu Munarman SH, Direktur An Nashr Institute juga mempertanyakan sikap Tantowi yang mengunjungi Israel, mengapa dia tidak menyempatkan untuk mengunjungi jalur Gaza. “Mengapa dia justru lebih memilih berkunjung ke Israel? Pilihan tempat kunjungan itu merupakan pilihan politik dan perwujudan sikap politik yang anti penjajahan. Kalau dimulut ngomong anti penjajahan tapi berkunjung dan memuji-muji negara penjajah,” pungkas Munarman.
Kisah kunjungan 4 hari ke Israel
Anggota Komisi I DPR Tantowi Yahya mengaku pergi ke Israel selama 4 hari untuk memenuhi suatu undangan dari pemerintah setempat. Undangan itu berkaitan dengan penyampaian proses perdamaian antara Israel dengan Palestina.
Tantowi menjelaskan, dirinya hadir atas undangan pribadi bersama beberapa perwakilan dari perguruan tinggi dan lembaga think tank di Indonesia. Kunjungan tersebut berlangsung selama empat hari, terhitung sejak 27 Mei sampai 1 Juni 2013.
“Saya bersama dengan wapemred Tempo, Kompas, Jakarta Post, Antv, Dekan Fakultas politik universitas Paramadina dan exc director Habibie Centre. Diundang oleh Australian-Israel Association ke Israel untuk melihat melihat proses perdamaian Israel-Palestina dan perkembangan terkini Arab Spring,” ujar Tantowi dalam penjelasannya, khusus kepada Tribun Rabu (12/6/2013).
(azmuttaqin/arrahmah.com)