BAUCHI (Arrahmah.com) – Berita mengenai seorang gadis Nigeria berusia tiga tahun yang hafal Al-Qur’an kembali menjadi sorotan. Terjadi perdebatan karena didapati adanya masyarakat Muslim yang mengagungkannya secara berlebihan, seperti dilansir OnIslam pada Rabu (20/3/2013).
“Islam melarang pengkultusan manusia,” kata Sheikh Tajudeen Olohungbo, ketua kelompok Muslim Qadiriyah di Ogun kepada OnIslam.net.
Berita utama internasional awal tahun ini didominasi oleh laporan tentang seorang gadis tiga tahun yang sudah hafal Al-Qur’an
Gadis yang bernama Ruqayyatu Fatahu dari keluarga cedekiawan terkenal ulama Sufi Dahiru Usman Bauchi, menyelesaikan menghafal Al-Qur’an pada usia tiga tahun dan delapan bulan.
“Pertama dan terpenting, kita harus memuji dan mengucapkan selamat kepada orang tua Ruqayyatu untuk prestasi yang telah dicapai oleh putri mereka,” kata Olohungbo.
“Tapi ada kecenderungan beberapa orang untuk melampaui batas ketika hal-hal seperti itu terjadi walaupun kebenaran itu merupakan tanda-tanda kebesaran Allah.”
“Ruqayyatu, seperti orang-orang berbakat lainnya, hanyalah salah satu dari kebesaran Allah. Itu saja. Siapa saja jika melakukan syirik (menyekutukan Allah), berarti melakukan dosa besar,” katanya.
Nigeria dan negara Afrika lainnya telah mencatat sejumlah peristiwa ajaib yang cenderung menginspirasi pengkultusan makhluk.
Misalnya pengkultusan terhadap Sheikh Tajudeen-al-Adaby, dari Ilorin di utara pusat Nigeria, di mana banyak orang menjadi ekstrim dalam memuji dirinya.
Daftar ini juga mencakup ulama Tanzania Sheikh Sheriff, yang diyakini menjadi hafidz Al-Qur’an, meskipun ia tidak diajarkan Kitab Suci ini.
Selama kunjungan Sheikh Sheriff ke Nigeria pada awal tahun 2000-an, orang-orang menjatuhkan diri mereka dalam pemujaan untuknya.
Tokoh yang dikultuskan lainnya adalah ulama muda Jamiu Sunusi, yang dikenal sebagai Amin Olohun (Wonder of Allah), yang merupakan hafidz meskipun ia tidak diajarkan Al Qur’an. Saat ini, banyak orang, terutama di barat daya Nigeria, menghormati dia ke tingkat yang dekat dengan syirik.
Ulama Muslim memperingatkan bahwa mengkultuskan seorang Hafidz Qur’an bertentangan dengan ajaran dasar Islam.
“Penyembahan kepada setiap ciptaan Allah dilarang dan Muslim harus menjauhinya,” kata Imam Abdur Rahman Ahmad, seorang ulama Muslim terkemuka di Nigeria, kepada OnIslam.net.
“Karena itu saya memperingatkan sesama muslim untuk menentangnya.”
Para ahli menyebutkan ketidaktahuan ajaran dasar Islam sebagai alasan utama di balik praktek sesat di kalangan sebagian umat Islam.
“Allah mampu melakukan segalanya dan sesuatu yang baik, salah satunya saya lihat dari kisah Ruqayyatu kecil,” kata Yushau Ismail, seorang pekerja masyarakat sipil terkemuka, kepada OnIslam.net.
“Ini benar-benar bukan Islam bagi siapa pun yang menjadikannya setengah dewa dengan menghubungkan prestasinya jika membuat kita lebih dekat dengan menyekutukan Allah.”
Musbau Razak, seorang jurnalis muslim, menyerukan upaya yang lebih kuat dari para ulama untuk mencerahkan umat Islam tentang bahaya mengkultuskan makhluk.
“Kecuali jika orang tahu implikasinya, kejadian seperti anak tiga tahun yang hafal Al-Qur’an dan bayi lain yang dilaporkan lahir dengan Al-Qur’an di tangannya mampu menginspirasi pengkultusan makhluk karena orang akan melihatnya sebagai hal yang tidak biasa.”
Imam Sulaiman Muhammadu Awwal setuju, “Bersama-sama kita harus bekerja untuk menyebarkan pengetahuan di kalangan umat Islam.”
Nigeria merupakan salah satu negara paling religius dunia, dengan Muslim di bagian utara dan Kristen di selatan. Muslim mencapai 55 persen dari 140 juta penduduk Nigeria. (banan/arrahmah.com)