BEKASI (Arrahmah.com) – Bertempat di masjid Muhammad Ramadhan, Galaxi, Bekasi, kemarin ahad (10/9/2012) sekitar waktu dhuha atau pukul 09.21 wib, digelar acara tabligh akbar dengan mengangkat tema yang diambil dari buku berjudul ART OF DECEPTION : MEREKA MENIPU DUNIA karya Jerry D. Gray.
Tema tersebut sengaja diangkat ke permukaan sehubungan dengan kembali maraknya berita-berita terorisme yang ‘rutin’ disajikan ulang pada setiap September oleh media-media yang berkiblat pada kepentingan asing itu. Sejak peristiwa 911 yang telah meruntuhkan gedung kembar WTC di New York sebelas tahun silam itu, peristiwa ini seolah dijadikan tradisi ritual yang harus diingat dan di-rewind kembali.
Dalam kesempatan tersebut Jerry D Gray banyak memaparkan peran dan aksi yang dilakukan organisasi terselubung Yahudi dalam menghancurkan dan menguasai dunia. Namun ketika menyinggung peristiwa 9/11, Jerry meyakini serangan 9/11 yang dilakukan oleh Mujahidin terhadap Menara kembar WTC merupakan konspirasi Zionis.
Untuk itulah dalam kesempatan tersebut. Ustadz Abu Muhammad Jibriel AR sempat meluruskan beberapa pendapatnya, agar keringat, darah, dan perjuangan mujahidin tetap terjaga kehormatannya, menjadi teladan dalam jihad, dan menjadi pengingat kewajiban jihad bagi Kaum Muslimin.
Berkesempatan sebagai nara-sumber utama pada sesi penyampaian materi adalah si penulis buku ART OF DECEPTION—Jerry D. Gray. Laki-laki paruh-baya kelahiran Jerman namun besar di Amerika Serikat tersebut pernah tercatat sebagai anggota tentara AU USA tahun 1978-1984, namun perjalanan hidup telah meyakinkan dirinya terhadap kebenaran yang sesungguhnya sehingga memantapkan hatinya untuk memeluk Islam di tahun 1985 silam.
Dalam buku setebal 300-an halaman itu, Jerry mengungkapkan banyak rahasia besar yang berada di balik peristiwa 911 itu. Melalui penelusurannya yang seksama, ia banyak memaparkan fakta-fakta yang mungkin belum banyak diketahui umum. Berikut petikan materi yang sempat disampaikan Jerry di sesi awal ahad pagi tadi:
New World Order
Dunia saat ini sedikit demi sedikit dijarah oleh organisasi terselubung yang telah berhasil menguasai hampir seluruh sektor kehidupan. Mereka adalah sekelompok manusia yang menghendaki perputaran roda dunia ini dikendalikan hanya oleh satu pemimpin, dengan satu pemerintahan, dan satu agama baru bagi semua manusia di muka bumi. Mereka menamakan diri sebagai NEW WORLD ORDER atau disebut juga dengan Tatanan Dunia Baru.
Kelompok Tatanan Dunia Baru ini sudah melangsungkan aktifitasnya sejak ratusan tahun silam. Terbukti dengan digunakannya kalimat ini sebagai motto pada lambang negara AS, Novus Ordo Seclorum. Organisasi tersebut memiliki satu tujuan yaitu mengambil-alih seluruh kekuasaan di dunia dan bertugas mempersiapkan kedatangan Dajjal la’natullah. NEW WORLD OTHER (NWO) dikuasai oleh kelompok Illuminati dan Free Masonry.
Sementara yang menjadi kaki-tangan mereka diantaranya yaitu para pemimpin dunia, keluarga kerajaan, pemimpin-pemimpin organisasi dunia, seperti PBB, IMF, WHO, dan sejenisnya. Mereka amat serius menangani atau menguasai bidang-bidang dalam masalah seperti keuangan, penelitian, intelejen, keagamaan, pendidikan, serta sosial-politik.
Dalam bidang media, NWO telah menguasai hampir 90% media yang eksis di dunia saat ini dengan zionis-Yahudi sebagai pemegang kendalinya. Tugas utama mereka adalah mencuci-otak dan memanipulasi cara berpikir seseorang sehingga seiring berjalannya waktu, ia akan memiliki kesetaraan cara berpikir dengan apapun yang mereka kehendaki.
Seperti apa yang kita temukan hingga hari ini, beragam media tengah menina-bobokan penikmatnya dengan berbagai tayangan serta informasi yang hampir-hampir tak memiliki batas-batas etika lagi. Semua dihadirkan serba transparan dan instan. Tengok pula berita-berita yang hampir tak pernah berhenti menayangkan info cepat-saji bermotto siapa cepat dia dapat. Kebenaran disembunyikan atau bahkan diputar-balikkan, sementara kebatilan dihadirkan bak seolah-olah sebuah kebenaran. Bukankah menjadi sering kita mendengar kebingungan orang yang mengatakan: Jadi bingung, sebenarnya yang benar itu siapa dan yang salah itu siapa… Lalu disaat situasi seperti itulah mereka kembali menjejalkan keyakinan-keyakinan busuk mereka ke dalam otak-otak yang sudah ling-lung tersebut.
Jerry memaparkan bahwa NWO menguasai media adalah untuk mensetir opini publik. Mereka mengeluarkan berbagai isu yang mereka ciptakan sendiri untuk memfitnah berbagai elemen agar bisa ditundukkan dengan kepentingannya. Perhatikan apa yang telah mereka perbuat terhadap negara-negara Timur-Tengah (negara-negara penganut dien Islam), seperti Irak, Mesir, Libya, Afghanistan, Suriah.
Mereka melemparkan fitnah-fitnah keji serta isu untuk menggelincirkan kekuasaan dan pengaruh Islam dari negeri tersebut. Ada yang diberitakan menyimpan senjata pemusnah massal, ada yang dituduh sebagai penjahat perang, ada juga yang dilabel dengan julukan teroris.
Mereka juga amat gemar melaungkan sistem demokrasi ke seluruh pelosok bumi. Namun apakah mereka juga melaksanakan sistem seperti apa yang mereka promosikan itu? Sepertinya tidak, sebab rakyat mereka sendiri (dalam hal melakukan aksi peperangan) sangat tidak menyukai hal itu namun sang penguasa tidak mengindahkan hal tersebut. Bukankah seharusnya sistem demokrasi harus tunduk apa kata suara terbanyak yaitu suara rakyat? Kemanakah slogan yang amat diagung-agungkan itu?
Serupa juga dengan intrik mereka dalam melakukan berbagai program guna mengguncangkan perekonomian dunia sehingga dimana-mana terjadi krisis. Belum lagi pengambil-alihan secara paksa terhadap aset-aset yang dimiliki suatu negara atau pelarangan penggunaan teknologi baru yang bisa mengurangi kepentingan rakyat di suatu negara terhadap aset yang mereka kuasai. Satu-persatu badan usaha jatuh ke tangan mereka lalu sistem dirubah menjadi kapitalisme, ambruklah tatanan perekonomian. Menjalarnya kemiskinan, tingginya angka kriminalitas, kesenjangan sosial, akan serta-merta memuluskan agenda kerja mereka dalam menguasai dunia.
Lihat juga dengan yang dilakukan ‘pejuang-pejuang’ HAM. Mereka juga tak kalah dalam berulah. Karena melalui hasil jerih-payah merekalah, semua orang menjadi merasa kuat akan dirinya sehingga seakan tak layak untuk dinasehati, tak layak untuk disampaikan tentang kekeliruannya, sehingga menyematkan pada diri-diri mereka sendiri dengan pernyataan: “Yang penting gue suka”, “yang penting gue nggak ngerugiin orang”, “gue mau ngapain aja yang penting suka-suka gue…”
Kalau sudah seperti itu, maka sudah sulitlah seseorang untuk mencegah orang lain ketika tengah terjadi aksi copet, misalnya. Atau bahkan seorang muslimah akan menjadi kelu lisannya ketika melihat muslimah lainnya tak berhijab seperti yang disyari’atkan agama. Dan lagi-lagi, itu hasil program HAM.
Serangan WTC 9/11
Berkenaan dengan peristiwa 911, Jerry memaparkan bahwa terdapat sebegitu banyak skenario dalam data dan fakta yang bertolak-belakang serta membingungkan banyak orang. David Shayler, mantan agen MI5 mengatakan bahwa peristiwa 911 adalah pekerjaan ‘orang dalam’. Seperti dikutip pada legitgov.org (28/6/2005) bahwa David menyampaikan keyakinannya tersebut terhadap adanya aktor yang berasal dari ‘orang dalam’ sendiri yang bertujuan agar terbentuk kondisi darurat yang permanen di Amerika sehingga otomatis akan membuka peluang besar untuk menyerang Afghanistan, Irak, Iran, serta Suriah.
Sementara presiden Iran, Ahmadinejad menyatakan bahwa peristiwa yang disandarkan akibat serangan teroris itu adalah satu kebohongan besar dan skenario intelijen AS yang canggih yang diciptakan untuk menginvasi negara-negara yang sudah hancur akibat perang.
Disampaikan pula tentang bukti-bukti bahwa yang menghantam gedung kembar WTC bukanlah pesawat Boeing 767 komersial yang standar, akan tetapi pesawat sejenis dengan kondisi special edition berciri sama-sekali tidak berjendela, berwarna abu-abu, dan tidak terdapat lambang United Airlines pada vertical stabilizer. Selanjutnya disimpulkan bahwa penyerangan super hebat itu tidak mungkin dikerjakan oleh orang-orang biasa, apalagi berasal dari pegunungan Afghanistan.
Pernyataan yang selanjutnya dijadikan sebagai senjata andalan presiden George W. Bush dalam menyihir manusia-manusia di belahan dunia manapun untuk mengikuti cita-cita NWO adalah “With us or with terroris!” Mirisnya, para pemimpin negara Islam mulai ada yang terhipnotis dengan ucapan ini sehingga tidak sungkan lagi menangkapi warganya yang dianggap memiliki kefanatikan dalam berislam dengan tuduhan radikal atau teroris karena merasa terancam akan kekuasaan yang mereka miliki.
“Untuk itu sudah seharusnya kita sebagai umat Islam menguatkan persatuan diantara kita, jangan mudah terpengaruh dengan isu-isu yang bersifat adu-domba. Sikap nasionalis kita juga harus kuat sebagai bangsa Indonesia sehingga kita tidak melulu mudah menjiplak apa-apa yang berasal dari peradaban barat. Mari ikut sunnah rasul, banyak berdzikir, serta wujudkan berbagai media yang bisa dijadikan sumber informasi terpercaya bagi umat Islam sendiri. Dengan begitu insyaa Allah, Indonesia tidak jadi hancur…” tegasnya lantang yang merupakan berakhirnya sesi pertama yang berlangsung selama hampir satu jam tersebut.
Serangan WTC adalah Jihad penuh Barakah
Berlanjut pada sesi setelahnya adalah tausyiah yang disampaikan oleh ustadz Abu Muhammad Jibriel AR. Pada kesempatan awal ustadz Abu Jibriel meluruskan pendapat dan data-data yang telah dipaparkan oleh nara-sumber pertama dalam bukunya, yaitu tentang konspirasi fitnah yang ditujukan kepada pimpinan al-Qaidah yaitu Asysyahid InsyaAllah Syaikh Usamah bin Ladin Rahimahullah yang telah dituduh George W.Bush sebagai penanggung-jawab dari aksi teror peristiwa 911 tersebut.
Amir Majelis Ilmu Ar-Royyan tersebut justru mengemukakan fakta-fakta yang sebaliknya bahwa hal itu betul-betul dilaksanakan oleh sekelompok mujahidin Afghanistan yang dikomandoi langsung oleh syaikh Usamah dan bukanlah sebuah konspirasi.
Lalu muncul pertanyaan, mengapa AS yang menjadi target penyerangan? Dan bagaimana bisa serangan tersebut bisa dibenarkan?
Dalam pernyataan Syaikh Usamah, bahwa dalam syari’at Islam sendiri terdapat hukum yang dikenal dengan qishos, yaitu darah dibayar dengan darah, nyawa dibayar dengan nyawa. Akibat agresi, kezaliman, dan ketidak-adilan yang dipaksakan oleh pasukan zionis beserta antek-anteknya—umat muslim telah begitu banyak menderita.
Pembantaian muslim oleh pasukan kafir di Palestina, Afghanistan, Tajikistan, Filipina, Bosnia, Somalia, Birma, Chechnya, dan di negeri-negeri Islam lainnya sudah didengar dan disaksikan di seantero belahan bumi, namun dunia seolah tak bergeming. Hampir tak terdengar suara para pemimpin negara-negara Islam merespon tindakan brutal dari pasukan-pasukan yang katanya bertugas sebagai penjaga keamanan dunia. Bahkan muslim-muslim yang sudah dalam keadaan tak berdaya tersebut dipersulit untuk mempertahankan dirinya dari tindakan tak berperikemanusiaan itu.
Selanjutnya Syaikh Usamah menyatakan bahwa rakyat AS turut menanggung kesalahan pemerintahan mereka karena mereka diam saja terhadap kebijakan politik luar-negeri yang dijalankan pemerintahannya terhadap negara-negara muslim. Sementara kebijakan politik AS tersebut ditujukan untuk membantu dan memfasilitasi zionis Yahudi-Israel dalam mengokohkan cengkeramannya di negeri-negeri muslim.
Syaikh Usamah bin Ladin sendiri adalah seorang amir mujahid yang memiliki kejeniusan serta memiliki keahlian dalam strategi jihad. Jauh sebelum terjadinya tragedi 911, beliau telah mempersiapkan secara matang, bahkan mengontrol sendiri tentang perkembangan dari persiapan jihad tersebut. Seorang mujahid yang ditugaskan menjadi komandan perang kala itu guna mentraining para pemuda pemberani yang akan melakukan aksi adalah Abu Hafsh.
Latihan yang mereka jalani juga mencakup pengetahuan tentang pengendalian pesawat terbang serta menangani beragam dokumen yang mereka harus lewati.
Al-Jazeera pernah merilis pernyataan Usama yang kala itu tengah menyerukan kepada seluruh umat Islam untuk mendo’akan para pemuda yang akan melakukan aksi penyerangan pada 911. Usama mengatakan, “Saya mengharap anda mendo’akan mereka agar tujuan mereka tepat sasaran, dikuatkan langkahnya dan jiwanya.”
Allah Ta’ala telah berfirman,
Artinya, “Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” (QS. Muhammad, 47 : 7)
Sejak dimulainya isu terorisme yang digaungkan pihak barat, Indonesia mulai menjadi target operasi selanjutnya. Wajar, negeri ini dihuni oleh penduduk dengan tingkat jumlah muslim terbesar di dunia. Selain itu negeri ini kaya akan hasil bumi, sejak zaman VOC hingga kini, negeri ini tak henti-henti diendus pihak barat untuk dikuasai. Rempah-rempah, batu-bara, emas, minyak, dan sejumlah kekayaan lainnya.
Politik fitnah dan adu-domba sudah sering dijadwalkan. Mereka yang menjadi antek-antek asing ikut-ikutan mengkampanyekan War On Terrorist atau lebih transparannya adalah War On Islam. Dimana-mana diadakan pensosialisasian akan hal ini, mereka memusuhi para ulama, memfitnah antara kelompok-kelompok Islam yang ada, memfasilitasi kelompok-kelompok sesat untuk menipu umat yang awam, juga memberi gelaran radikal pada seorang muslim yang berpegang teguh terhadap syari’at Islam.
Mereka menyematkan label-label ekstrimis pada diri setiap muslim yang berpenampilan dengan cirri-ciri diantaranya berjenggot, memakai celana cingkrang, lebih memilih profesi sebagai pedagang ketimbang menjadi pegawai pemerintahan, bila dia seorang muslimah maka berciri berjilbab lebar dan memakai cadar.
Dalam dunia pendidikan, mereka tak segan-segan memberikan bea-siswa untuk melanjutkan pendidikan di universitas-universitas bergengsi barat pada muslim-muslim yang diharapkan bisa menjadi kaki-tangan mereka berikutnya. Terbukti, setiap dari mereka yang diberangkatkan, kembali ke tanah-air dalam cara berpikir yang serba liberal.
Sunatullah, ditakdirkan bahwa Islam memang memiliki musuh sejak awal yaitu Yahudi dan Nasrani. Mereka tidak akan pernah berhenti menanamkan kebencian dan benih-benih peperangan kepada umat Islam. Seperti yang difirmankan Allah Ta’ala,
Artinya, Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah, “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)” dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.” (QS. al-Baqarah, 2 : 120)
Menghadapi semua ini, maka kaum mukmin diperintah Allah Ta’ala untuk bersatu-padu dalam menghadapi mereka. Allah Ta’ala pun menurunkan ayat-Nya berikut,
Artinya, “Adapun orang-orang yang kafir, sebagian mereka menjadi pelindung bagi sebagian yang lain. jika kamu (hai Para muslimin) tidak melaksanakan apa yang telah diperintahkan Allah itu[625], niscaya akan terjadi kekacauan di muka bumi dan kerusakan yang besar.” (QS. al-Anfal, 8 : 73)
Oleh karena itu, sudah seharusnya sesama muslim saling menjaga ukhuwah dan bila ada perbedaan yang masih bisa ditoleran—jangan justru dijadikan bahan saling mencerca. Rasulullah saw pernah bersabda,
Artinya, “Dari Ibnu Mas’ud r.a, bahwa Rasulullah pernah bersabda, “Mencaci-maki orang muslim adalah kefasikan dan membunuhnya adalah kekufuran.” (HR. Muttafaqun ‘alaih)
Setelah kita mengetahui siapa musuh-musuh Islam tersebut, maka langkah-langkah yang mesti ditempuh adalah seperti yang tercantum dalam firman Allah Ta’ala,
Artinya, “Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada lIlah (sesembahan, Tuhan) selain Allah dan mohonlah ampunan bagi dosamu dan bagi (dosa) orang-orang mukmin, laki-laki dan perempuan. dan Allah mengetahui tempat kamu berusaha dan tempat kamu tinggal.” (QS. Muhammad, 47 : 19)
Artinya, “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan). Dan jika mereka condong kepada perdamaian, maka condonglah kepadanya dan bertawakkallah kepada Allah. Sesungguhnya Dialah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui. Dan jika mereka bermaksud menipumu, maka sesungguhnya cukuplah Allah (menjadi pelindungmu). Dialah yang memperkuatmu dengan pertolongan-Nya dan dengan para mukmin, dan yang mempersatukan hati mereka (orang-orang yang beriman) walaupun kamu membelanjakan semua (kekayaan) yang berada di bumi, niscaya kamu tidak dapat mempersatukan hati mereka, akan tetapi Allah telah mempersatukan hati mereka. Sesungguhnya Dia Maha gagah lagi Maha Bijaksana. Hai Nabi, cukuplah Allah (menjadi Pelindung) bagimu dan bagi orang-orang mukmin yang mengikutimu. Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang musuh dan jika ada seratus orang yang sabar diantaramu, niscaya mereka akan dapat mengalahkan seribu dari pada orang kafir, disebabkan orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti.” (QS. al-Anfal, 8 : 60-65)
Dari ayat tersebut diatas maka hal mendasar yang patut dikerjakan oleh setiap muslim adalah:
-
Memahami dien Islam secara kaffah.
Ayat tersebut menjadi dalil bagi setiap ulama sholafush-sholeh—bahwa penopang dari kokohnya keimanan adalah ilmu, sebab ini merupakan perihal yang paling urgentdalam diterimanya sebuah amalan. Rasulullah saw pernah bersabda,عَنْ أُمَّ الْمُعْمِنِيْنَ أُمِّ أَبْدِ اللهِ عَائِشَةُ رَضِيْ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ: مَنْ عَمِلَ عَمَلًا لَيْسَ مِنْهُ أَمْرُنَا فَهُوَ رَدٌ. (رواه مُسْلِمْ)
Artinya, “Dari ‘Aisyah r.a, bahwa Rasulullah saw pernah bersabda, “Barangsiapa melakukan suatu amalan yang tidak ada darinya perintah dari Kami, maka ia (amalan tersebut) tertolak.” (HR. Muslim)
Sehingga muslim yang sudah berilmu dan mencintai dien Islam tidak sungkan lagi untuk berjihad dengan harta dan jiwanya.
-
Meyakini terhadap kebenaran al-Qur’an dan apa-apa yang tertera didalamnya.
-
Mengamalkan setiap syari’at yang Allah Ta’ala perintahkan.
Berkenaan dengan i’daadul jihad fie sabilillah, Allah Ta’ala dengan tegas mengatakan,
Artinya, “Dan siapkanlah untuk menghadapi mereka kekuatan apa saja yang kamu sanggupi dan dari kuda-kuda yang ditambat untuk berperang (yang dengan persiapan itu) kamu menggentarkan musuh Allah dan musuhmu dan orang orang selain mereka yang kamu tidak mengetahuinya; sedang Allah mengetahuinya. apa saja yang kamu nafkahkan pada jalan Allah niscaya akan dibalasi dengan cukup kepadamu dan kamu tidak akan dianiaya (dirugikan).” (QS. al-Anfal, 8 : 60)
Lalu apakah yang sudah kita persiapkan ketika dihadapkan dengan firman-Nya tersebut? Atau jangan-jangan kita sendiri belum mengenal siapa musuh Islam yang sesungguhnya itu?
“Mari tekun menghadiri majelis-majelis ilmu, luruskan tauhid, dan beramal sesuai yang telah disyari’atkan Allah Ta’ala.
Camkan bahwa perkataan seorang muslim apabila diseru kepada Allah dan Rasul-Nya adalah perkataan sami’na wa atha’na.” seru ustadz Abu Jibriel mengingatkan jama’ah yang hadir di akhir taushiyahnya pada hari yang sudah memasuki waktu dzuhur tersebut.
Orang-orang beriman yang sesungguhnya adalah mereka yang berjihad secara sungguh-sungguh demi tegaknya kalimat Allah Ta’ala, seperti firman-Nya,
Artinya “Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang percaya (beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. mereka itulah orang-orang yang benar.” (QS. al-Hujurat, 49 : 15).
Mengungkap fakta kebenaran serangan 9/11 WTC terasa begitu penting, karena anggapan bahwa serangan tersebut sebagai rangkaian konspirasi telah menjauhkan umat dari keterlibatan serta dukungannya dalam ibadah Jihad global yang penuh barakah ini untuk membebaskan negeri-negeri kaum Muslimin yang dijajah oleh Imperialis Salibis dibawah kepemimpinan Amerika Serikat. Wallahua’alam bishshowab…
(bilal/Ghomidiyah/arrahmah.com)