KHARTOUM (Arrahmah.com) – Penguasa militer Sudan telah menangkap dua saudara lelaki dari Presiden Omar Al-Bashir yang digulingkan, ketika ratusan orang berbaris di ibukota, Khartoum, menyerukan penyerahan kekuasaan dengan cepat ke kepemimpinan sipil.
Shams Al-Din Kabashi, juru bicara dewan militer transisi, mengatakan pada Rabu (17/4/2019) bahwa Abdullah Al-Bashir dan Alabas Al-Bashir ditahan sebagai bagian dari kampanye penangkapan yang berkelanjutan terhadap “simbol dan para pemimpin rezim sebelumnya”, lansir Al Jazeera.
Pengumuman itu datang saat sumber mengatakan pemerintah Sudan telah memindahkan Al-Bashir dari “tahanan rumah” ke penjara Kobar di Khartoum utara.
Seorang mantan menteri Sudan mengatakan kepada kantor berita Associated Press bahwa Al-Bashir, yang digulingkan oleh militer setelah berbulan-bulan protes terhadap kekuasaannya yang berlangsung selama tiga dekade, dipindahkan ke penjara keamanan maksimum Selasa (16/4) malam.
Seorang penjaga di penjara Kobar mengonfirmasi kepindahan tersebut kepada ke Al Jazeera, dengan mengatakan: “Saya melihat Presiden Omar Al-Bashir dibawa bersama puluhan perwira tentara.”
Tidak ada komentar resmi tentang keberadaan pemimpin yang digulingkan itu.
Militer mengatakan tidak akan mengekstradisi pemimpin yang digulingkan ke Pengadilan Kejahatan Internasional untuk menghadapi tuduhan kejahatan perang dan genosida di wilayah Darfur, tetapi sebaliknya akan mengadilinya di pengadilan.
Sementara itu, ratusan orang bergabung dalam pawai oleh dokter dan petugas kesehatan menuju lokasi aksi duduk yang telah berlangsung selama berhari-hari di luar markas militer, yang telah menjadi pusat pemberontakan rakyat Sudan.
Banyak yang mengenakan mantel putih, mengibarkan bendera Sudan dan meneriakkan: “Kebebasan, perdamaian, keadilan dan revolusi adalah pilihan rakyat”. Wartawan juga mengadakan rapat umum terpisah di Khartoum yang menyerukan kebebasan pers. (haninmazaya/arrahmah.com)