KAIRO (Arrahmah.com) – Sumber di Mesir melaporkan bahwa kudeta militer yang dilakukan oleh militer dengan dukungan sekularis dan beberapa negara asing, memicu protes massa di Mesir.
Pria-pria bersenjata turun ke jalan. Pemberontakan terhadap junta demokrasi ilegal menyebar ke sebagian besar wilayah Mesir. Di banyak komunitas, pertempuran-pertempuran jalanan terjadi. Kantor polisi diduduki. Bentrokan paling sengit terjadi di Matruh, Mounier dan Said. Suku Sinai sedang mempersiapkan diri untuk pertempuran dengan tentara perampas kekuasaan demokratis.
Kudeta militer di Mesir didukung oleh Iran, Arab Saudi, Qatar, Cina dan rezim Suriah.
Turki menyuarakan protes, menyebut kudeta tidak dapat diterima. Aksi unjuk rasa diadakan untuk mendukung presiden terpilih, Muhammad Mursi di Ankara dan Istanbul. Kepala organisasi kemanusiaan terkenal di Turki, IHH, mengatakan “Israel” berdiri di belakang kudeta dan junta. Jerman dan beberapa negara Barat menyatakan “keprihatinan” mereka.
Sementara itu mereka yang menggulingkan kekuasaan Mursi mulai mengkonsolidasikan hasil kerja mereka. Seorang kepala Mahkamah Agung, Adly Mansour dinominasikan sebagai presiden sementara negara. Ia telah mengambil sumpah setia kepada demokrasi dan Kristen. Kudeta telah disetujui oleh kepala Kristen Koptik yang bertemu dengan Jenderal Abdel Fattah al Sisi.
Informasi yang bocor ke media bahwa militer telah menyusun daftar 300 nama aktivis Ikhwanul Muslimin yang akan menjadi sasaran penangkapan. Para pemimpin utama telah ditangkap dan ditempatkan di penjara yang sama di mana mantan diktator “Mubarak” kini tinggal.
Presiden terguling, Mursi, kini berada di bawah tahanan rumah. (haninmazaya/arrahmah.com)