DAMASKUS (Arrahmah.id) — Sejumlah warga menemukan kuburan massal di distrik Husayniyya, ibu kota Suriah, Damaskus, yang berada di belakang Istana Konferensi Presiden Suriah.
Diduga lebih dari 150 lubang ada di area itu dengan masing-masing lubang sekitar 20 meter.
Menurut warga setempat, kemungkinan ada sekitar 75.000 jenazah yang dikuburkan di area kuburan massal itu.
Eymen Halil, penjaga kuburan di Husayniyya, berbagi cerita tentang kuburan massal tersebut dengan Anadolu Agency (15/12/2024).
Setelah bekerja di area tersebut sejak 2005, Halil menyaksikan sendiri kejadian-kejadian seputar pembentukan kuburan tersebut.
“Suatu hari, sebuah kendaraan besar datang. Ketika mereka membuka pintu, bau busuk menyebar. Saya hampir muntah dan mundur karena tidak tahan,” kenangnya.
Halil mengidentifikasi orang-orang yang tiba di lokasi itu sebagai pasukan keamanan. Ia menyebutkan bahwa ia dipanggil ke lokasi tetapi ia menolak karena teman-temannya yang pergi tidak pernah kembali.
Ia menggambarkan bagaimana pasukan keamanan membawa sekitar 150 jenazah setiap kali.
“Mereka menggali lubang, membawa jenazah, membuangnya di sana, dan kemudian pergi. Mereka awalnya datang pada siang hari, tetapi kemudian mulai datang pada malam hari,” katanya.
“Mereka mengubur jenazah sekali atau dua kali seminggu. Ketika truk atau ekskavator datang, jelas mereka ada di sana untuk menguburkan seseorang.”
Penjaga itu menekankan bahwa ratusan orang dimakamkan di pemakaman ini setiap harinya.
Meskipun Halil tidak mengenal secara pribadi orang-orang yang datang untuk menguburkan jenazah, ia berkata: “Kami berdoa kepada Tuhan agar orang-orang ini terungkap. Kami tahu pasti bahwa tempat ini dipenuhi dengan orang mati.”
Suriah telah terlibat dalam perang saudara yang kejam sejak awal 2011 ketika rezim Assad menindak protes pro-demokrasi dengan keganasan yang tak terduga. Lebih dari 5 juta warga sipil telah mengungsi sejak saat itu.
Bashar al-Assad, yang memerintah Suriah dengan tangan besi selama hampir 25 tahun, melarikan diri ke Rusia pada 8 Desember setelah kelompok anti-rezim menguasai Damaskus. (hanoum/arrahmah.id)