SPIN BOLDAK (Arrahmah.id) — Taliban mendapatkan laporan soal penemuan kuburan massal di Afghanistan yang berisi sisa-sisa 12 jenazah. Di lokasi itu, ditemukan tulang-belulang berserakan.
Seorang pejabat Taliban mengatakan sejumlah penduduk menemukan kuburan beberapa hari lalu di Kota Spin Boldak, dekat perbatasan Pakistan dan Afghanistan.
Wilayah ini kerap menjadi arena pertempuran antara eks pasukan pemerintah Afghanistan dan Taliban di masa lalu.
Juru bicara Taliban, Zabihullah Mujahid, mengatakan orang-orang itu tewas pada 2013 lalu. Ketika itu, pemerintah belum melakukan penyelidikan secara independen.
“Ada banyak individu yang ditangkap dari desa oleh mantan komandan kejam Jenderal Raziq,” ujar Mujahid, seperti dikutip AFP (26/9/2022).
Ia kemudian berujar, “Mereka semua warga sipil yang tewas dan terkubur di sebuah kuburan massal.”
Mujahid merujuk pada Jenderal Abdul Raziq, eks kepala polisi Kandahar. Ia tewas pada Oktober 2018 lalu, sesaat setelah rapat dengan komandan AS di Afghanistan, Scott Miller.
Taliban mengaku bertanggung jawab atas serangan itu. Mereka mengklaim menargetkan Raziq sebagai lawan yang kejam di Kandahar.
Saudara laki-laki Raziq, Tadin Khan, membantah tuduhan Taliban bahwa kerabatnya itu merupakan dalang di balik dugaan pembunuhan di Kandahar tersebut.
“Ini adalah upaya untuk memfitnah keluarga kami,” kata Khan.
Mujahid sendiri menegaskan pihaknya akan meluncurkan penyelidikan terkait penemuan tersebut.
“Kami sedang menyelidiki masalah kuburan massal. Setelah itu, kami akan memutuskan penyelidikan seperti apa yang harus ditempuh,” kata dia.
Sementara itu, Gubernur Kandahar, Haji Zaid, mengatakan jenazah yang ditemukan itu telah dimakamkan kembali.
Pelapor Hak Asasi Manusia Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), Richard Bennett, juga buka suara soal temuan ini.
“Penting agar sisa-sisa jenazah ini tak rusak dan terganggu untuk pemeriksaan forensik lebih lanjut,” kata dia di Twitter.
Kelompok pemerhati HAM, Human Rights Watch, juga menyerukan investigasi lebih lanjut dugaan pembunuhan tersebut.
Taliban berhasil mengambil alih Afghanistan pada 15 Agustus 2021 lalu. Sejak saat itu, bentrokan terus terjadi antara milisi Taliban dan eks pasukan pemerintah di dalam dan sekitar Kota Spin Boldak.
Pejabat AS dan Inggris menuduh Taliban membunuh beberapa mantan pejabat pemerintah dan kerabatnya di kota itu setelah Afghanistan jatuh ke tangan mereka. (hanoum/arrahmah.id)