JAFFA (Arrahmah.com) – Kuburan puluhan warga Palestina yang dibunuh oleh penjajah “Israel” dalam pertempuran tahun 1948 telah ditemukan di distrik Jaffa Tel Aviv, lansir Muslims Today pada Sabtu (1/6/2013).
Seorang petugas pemakaman Muslim di sana mengatakan kepada AFP bahwa penemuan “mengerikan” tersebut terjadi pada Rabu lalu ketika tanah tiba-tiba ambles saat para pekerja melakukan renovasi. Turunnya tanah tersebut kemudian memperlihatkan ada enam ruang yang dipenuhi dengan tengkorak dan kerangka manusia.
Seorang nelayan Jaffa, Atar Zeinab (80), menyatakan bahwa dulu dia masih remaja saat perang itu berlangsung. Selama bulan-bulan terakhir pertempuran pada tahun 1948, dia membantu untuk mengumpulkan mayat orang-orang yang gugur di wilayah selatan Jaffa dan membawa jenazah mereka untuk dimakamkan di pemakaman darurat dengan tergesa-gesa, di kuburan utama di daerah itu.
“Saya membawa sekitar 60 mayat ke pemakaman selama periode tiga atau empat bulan,” katanya kepada AFP. “Kami dulu menemukan [jenazah] orang-orang di jalan dan sebagian besar kami tidak kenal siapa mereka.”
Dia mengatakan bahwa bahaya terkena peluru atau granat saat itu selalu mengancam, sehingga mayat ditumpuk satu di atas yang lain di dalam satu kuburan, hal yang sebenarnya bertentangan dengan tata cara penguburan jenazah dalam Islam.
“Kami membawa mereka saat masih subuh atau pada malam hari,” tambahnya. “Kami meletakkan jenazah perempuan, anak-anak dan laki-laki di tempat yang sama … dan tidak ada yang berdoa untuk orang-orang itu.”
Jaffa pada waktu itu adalah sebuah kota Palestina, tapi kemudian kota ini jatuh ke tangan tentara penjajah “Israel” dan milisi Yahudi.
Pada tahun 1950, Jaffa mereka klaim dan mereka masukkan ke kota Tel Aviv yang kemudian diganti namanya menjadi Tel Aviv-Jaffa. Saat ini, sebagian besar penduduknya merupakan populasi Yahudi.
Sekitar 760.000 warga Palestina melarikan diri atau dipaksa meninggalkan rumah mereka dalam apa yang mereka sebut sebagai “nakba” atau “bencana” 1948, sedangkan “Israel” malah mengklaimnya sebagai “Perang Kemerdekaan”. (banan/arrahmah.com)